Cara Mudah mengajar anak membaca
1.Jilid pertama
Anak di ajari untuk mengenal konsonan yang dirangkai satu vokal dengan pola suku kata KV .Pengenalan dilakukan dengan cara mencantolkan suku kata dengan sebuah gambar yang suku kata sebutannya sesuai dengan suku kata yang akan di ajarkan kepafa anak.Untuk mempermudah sebelum di perkenalkan suku kata.Anak dikenalkan dengan gambar .Sebagai contoh perlihatkan gambar baju,badak,banteng.Jika anak sudah mengerti suruh anak menebak.Ini gambar apa nak( sambil menunjuk gambar baju) jika jawaban anak benar berarti dia telah mengerti dari sini kita bisa menyambungkan dengan huruf " jadi ingat baju ingat BA.Misal untuk huruf yang lain seperti CA DA GA dan lainya caranya pun juga sama.
2.Jilid kedua
Pada jilid ini anak di ajak untuk mengaitkan dengan vokal I dan U.Misal jika jilid pertama anak hanya tau BA CA DA di jilid ini pengenalan kata BI ,BU dan seterusnya .Setiap kita menunjuk huruf BI dan BU anak kita ingatkan pada jilid 1 yaitu jika ini BA maka BA punya teman BI dan BU. Selain itu di jilid ini juga diajarkan cara mematikan huruf.Misal MA + N dibaca MAN demikian dengan akhiran AN misalnya kata SANTAN.Yaitu dengan cara SAN+ TAN dibaca SANTAN.
3. Jilid Ketiga
Yaitu dengan:
Pengajaran kata yang suku awalnya VK( vokal konsonan) misal tulisan AL jika di balik dibaca LA.UN jika dibalik dibaca NU.
Mengajarkan konsonan NG( eng ) yaitu jika NG + A maka dibaca NGA.Demikian dengan konsonan( ny ) yaitu jika " NY" + A maka dibaca NYA.
Pengenakan kata AI OU dan OI yaitu dengan membaca cepat tanpa di putus misal ( M....AI = MAI ) untuk kata ramai.
Untuk mengajarjan kata TRA yaitu dengan ( T + RA maka dibaca TRA ).
Buku ayo membaca yang ditulis oleh Drs.Ali Mustofa ini sangat membantu sekali dalam mengajari anak saya dalam kelancaran membaca.Karena hanya dalam waktu 1 tahun anak saya sudah lancar membaca.Apa yang saya dapat dari buku Ayo Membaca ini juga bermanfaat bagi anda semua.
Tips Tips Bagaimana Mendidik Anak
Tips Tips Bagaimana Mendidik Anak Anak Yang Baik
Rabu, 03 Januari 2018
Mendidik dan Mengajar
Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Jika Anda seorang guru tentu Anda sangat mengenal dengan istilah pembelajaran kontekstual.
Dan jika anda seorang calon guru di masa datang, maka anda harus mengenal istilah pembelajaran kontekstual ini. Mengapa ?
Karena kurikulum yang berlaku saat ini dan akan datang memberikan sinyal bahwa implementasi pembelajaran hendaknya memberikan ruang bagi siswa untuk meningkatkan kinerjanya. ke depan, fungsi guru akan bergeser dari pemberi informasi atau pengetahuan menjadi penyedia fasilitas bagi siswanya untuk merumuskan tentang fokus kajian secara kontekstual dan bukan tekstual ( texbook oriented ).
Apa dan bagaimana pembelajaran kontekstual itu ?
Dalam postingan kali ini , mendidikdanmengajaranak.blogspot.com akan menjelaskan mengenai beberapa pengertian pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual atau disebut juga dengan istilah Contextual Teaching Learning ( CTL ) merupakan konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan / ketrampilan yang secara fleksibel ditransfer dari suatu permasalahan / konteks ke permasalahan / konteks lainnya.
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk saling menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam berbagai tatanan di sekolah maupun di luar sekolah.Dengan demikian siswa akan mampu memberikan sumbang saran atau ide serta berperan serta dalam memecahkan masalah lingkungannya atau masalah yang disimulasikan.
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa memahami makna yang ada pada bahan ajar yang mereka pelajari dengan menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan kontek kehidupan pribadi, sosial dan kultural.
Menurut Johnson (2003), pembelajaran kontekstual mencakup 8 komponen, yakni :
membuat hubungan yang bermakna
memunculkan kegiatan yang signifikan
belajar mandiri secara teratur
berkolaborasi
berpikir kritis dan kreatif
mencapai standar tinggi
menggunakan penilaian otentik
Jika Anda seorang guru tentu Anda sangat mengenal dengan istilah pembelajaran kontekstual.
Dan jika anda seorang calon guru di masa datang, maka anda harus mengenal istilah pembelajaran kontekstual ini. Mengapa ?
Karena kurikulum yang berlaku saat ini dan akan datang memberikan sinyal bahwa implementasi pembelajaran hendaknya memberikan ruang bagi siswa untuk meningkatkan kinerjanya. ke depan, fungsi guru akan bergeser dari pemberi informasi atau pengetahuan menjadi penyedia fasilitas bagi siswanya untuk merumuskan tentang fokus kajian secara kontekstual dan bukan tekstual ( texbook oriented ).
Apa dan bagaimana pembelajaran kontekstual itu ?
Dalam postingan kali ini , mendidikdanmengajaranak.blogspot.com akan menjelaskan mengenai beberapa pengertian pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual atau disebut juga dengan istilah Contextual Teaching Learning ( CTL ) merupakan konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan / ketrampilan yang secara fleksibel ditransfer dari suatu permasalahan / konteks ke permasalahan / konteks lainnya.
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk saling menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam berbagai tatanan di sekolah maupun di luar sekolah.Dengan demikian siswa akan mampu memberikan sumbang saran atau ide serta berperan serta dalam memecahkan masalah lingkungannya atau masalah yang disimulasikan.
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa memahami makna yang ada pada bahan ajar yang mereka pelajari dengan menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan kontek kehidupan pribadi, sosial dan kultural.
Menurut Johnson (2003), pembelajaran kontekstual mencakup 8 komponen, yakni :
membuat hubungan yang bermakna
memunculkan kegiatan yang signifikan
belajar mandiri secara teratur
berkolaborasi
berpikir kritis dan kreatif
mencapai standar tinggi
menggunakan penilaian otentik
Tips Mengajari Anak Menulis yang Efektif untuk Usia Prasekolah
Tips Mengajari Anak Menulis yang Efektif untuk Usia Prasekolah
Cara Mengajari Anak Menulis yang Efektif - Anak usia 3 tahun pada dasarnya sudah mampu untuk memegang pensil. Pada usia ini, sang anak juga tengah gemar sekali membuat coretan-coretan di atas sebuah lembaran kertas, baik itu di buku, koran, atau lembaran lainnya, ya meskipun coretan-coretannya tidak jelas dan terkesan abstrak. Namun demikian, hal tersebut menandakan bahwa sang anak memiliki minat untuk melakukan kegiatan menulis.
Dalam mengajari menulis, orang tua tidak boleh serta merta memaksa anak untuk langsung menulis abjad. Anak harus diberikan stimulus dulu dalam bentuk permainan atau sesuatu yang sifatnya menyenangkan. Karena harus diketahui, ketika usia prasekolah, kemampuan menulis anak masih tergolong dasar seperti memegang pensil atau menirukan bentuk-bentuk gambar sederhana.
Tips Mengajari Anak Menulis yang Efektif untuk Usia Prasekolah
Random Post
Pengertian dan Langkah - langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Contoh Media Pembelajaran Interaktif : Kumpulan Soal Fisika Berbasis CAT
4 Tips Agar Siswa Patuhi Aturan Belajar
4 Langkah Membangkitkan Motivasi Anak dalam Belajar
4 Nasehat Guru Bijak yang Biasa Namun Sangat Bermakna Bagi Para Siswa
Nah sebelum anak diberikan pengajaran berkaitan dengan cara menulis, alangkah lebih baiknya anda mengetahui terlebih dahulu tips-tips yang perlu dipersiapkan sebelum anak terjun ke dunia menulis berikut:
1. Kesiapan Memegang Pensil
Dalam mengembangkan kemampuan anak dalam menulis, anak setidaknya harus tahu dulu cara memagang pensil yang baik dan benar. Apabila jari-jemari kecinya sudah tepat dalam memegang pensil maka ia akan lebih mudah dan nyaman untuk menulis dan menggambarkan bentuk-bentuk suatu tulisan.
2. Biasakan Berbincang dengan Anak
Semakin banyak berbincang-bincang dengan anak maka akan semakin baik pula kedekatan orang tua dengan anaknya. Jika ditinjau manfaatnya terhadap menulis, ini sangat bermanfaat untuk menambah perbendaharaan kosakata yang tentunya berguna bagi bekal anak dalam menulis. Selain itu kebiasaan berbincang-bincang juga akan semakin memudahkan anda dalam mengajari anak menulis.
3. Pemahaman Anak terhadap Konsep Bahasa
Apabila anak sudah mampu memegang pensil dengan tepat selanjutnya anak sebaiknya harus mengenal terlebih dahulu pemahaman akan konsep-konsep bahasa. Dalam hal ini, apabila sang anak sudah bisa membedakan antara a dan b maka anak dikenalkan terlebih dahulu huruf-huruf kecil sebelum ke huruf-huruf kapital, karena huruf kecil akan lebih sering dipergunkan.
4. Mulailah dari Pusat Minat Anak
Saat memulai mengajari menulis, sebisa mungkin disesuaikan dengan minat atau sesuatu yang disukai. Seperti menulis namanya sendiri, pakaian, makanan dan lain sebagainya. Apabila kegiatan menulis didasarkan pada aspek ini, menulis akan menjadi menyenangkan dan meningkatkan antusias anak.
5. Belajar Menulis Dimana Saja
Dalam mengajari anak menulis tidak harus menggunakan alat tertentu dan tempat yang spesifik. Dimana saja boleh asalkan bisa menopang anak dalam kegiatan belajar. Misalkan saat bermain dipantai, orang tua bisa menuliskan huruf di atas pasir yang tentunya akan membuat anak tertarik. Untuk pengenalan jenis huruf, orang tua juga bisa mempergunakan bagian-bagian tubuh, misalkan mulut yang terbuka nampak seperti huruf "O" atau menunjuk hidung, yang diawali huruf "h" dan lain sebagainya.
6. Jangan Paksa Menulis
Apabila anak usia prasekolah belum mau untuk diajari menulis, jangan terlalu dipaksakan. Hal ini akan berdampak buruk bagi masa depan anak, bisa jadi trauma akan timbul jika hal buruk ini dilakukan. Dan akhirnya anak malah semakin malas untuk belajar menulis.
Cara Mengajari Anak Menulis yang Efektif - Anak usia 3 tahun pada dasarnya sudah mampu untuk memegang pensil. Pada usia ini, sang anak juga tengah gemar sekali membuat coretan-coretan di atas sebuah lembaran kertas, baik itu di buku, koran, atau lembaran lainnya, ya meskipun coretan-coretannya tidak jelas dan terkesan abstrak. Namun demikian, hal tersebut menandakan bahwa sang anak memiliki minat untuk melakukan kegiatan menulis.
Dalam mengajari menulis, orang tua tidak boleh serta merta memaksa anak untuk langsung menulis abjad. Anak harus diberikan stimulus dulu dalam bentuk permainan atau sesuatu yang sifatnya menyenangkan. Karena harus diketahui, ketika usia prasekolah, kemampuan menulis anak masih tergolong dasar seperti memegang pensil atau menirukan bentuk-bentuk gambar sederhana.
Tips Mengajari Anak Menulis yang Efektif untuk Usia Prasekolah
Random Post
Pengertian dan Langkah - langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Contoh Media Pembelajaran Interaktif : Kumpulan Soal Fisika Berbasis CAT
4 Tips Agar Siswa Patuhi Aturan Belajar
4 Langkah Membangkitkan Motivasi Anak dalam Belajar
4 Nasehat Guru Bijak yang Biasa Namun Sangat Bermakna Bagi Para Siswa
Nah sebelum anak diberikan pengajaran berkaitan dengan cara menulis, alangkah lebih baiknya anda mengetahui terlebih dahulu tips-tips yang perlu dipersiapkan sebelum anak terjun ke dunia menulis berikut:
1. Kesiapan Memegang Pensil
Dalam mengembangkan kemampuan anak dalam menulis, anak setidaknya harus tahu dulu cara memagang pensil yang baik dan benar. Apabila jari-jemari kecinya sudah tepat dalam memegang pensil maka ia akan lebih mudah dan nyaman untuk menulis dan menggambarkan bentuk-bentuk suatu tulisan.
2. Biasakan Berbincang dengan Anak
Semakin banyak berbincang-bincang dengan anak maka akan semakin baik pula kedekatan orang tua dengan anaknya. Jika ditinjau manfaatnya terhadap menulis, ini sangat bermanfaat untuk menambah perbendaharaan kosakata yang tentunya berguna bagi bekal anak dalam menulis. Selain itu kebiasaan berbincang-bincang juga akan semakin memudahkan anda dalam mengajari anak menulis.
3. Pemahaman Anak terhadap Konsep Bahasa
Apabila anak sudah mampu memegang pensil dengan tepat selanjutnya anak sebaiknya harus mengenal terlebih dahulu pemahaman akan konsep-konsep bahasa. Dalam hal ini, apabila sang anak sudah bisa membedakan antara a dan b maka anak dikenalkan terlebih dahulu huruf-huruf kecil sebelum ke huruf-huruf kapital, karena huruf kecil akan lebih sering dipergunkan.
4. Mulailah dari Pusat Minat Anak
Saat memulai mengajari menulis, sebisa mungkin disesuaikan dengan minat atau sesuatu yang disukai. Seperti menulis namanya sendiri, pakaian, makanan dan lain sebagainya. Apabila kegiatan menulis didasarkan pada aspek ini, menulis akan menjadi menyenangkan dan meningkatkan antusias anak.
5. Belajar Menulis Dimana Saja
Dalam mengajari anak menulis tidak harus menggunakan alat tertentu dan tempat yang spesifik. Dimana saja boleh asalkan bisa menopang anak dalam kegiatan belajar. Misalkan saat bermain dipantai, orang tua bisa menuliskan huruf di atas pasir yang tentunya akan membuat anak tertarik. Untuk pengenalan jenis huruf, orang tua juga bisa mempergunakan bagian-bagian tubuh, misalkan mulut yang terbuka nampak seperti huruf "O" atau menunjuk hidung, yang diawali huruf "h" dan lain sebagainya.
6. Jangan Paksa Menulis
Apabila anak usia prasekolah belum mau untuk diajari menulis, jangan terlalu dipaksakan. Hal ini akan berdampak buruk bagi masa depan anak, bisa jadi trauma akan timbul jika hal buruk ini dilakukan. Dan akhirnya anak malah semakin malas untuk belajar menulis.
Cara Mengajar Anak Paud yang Menyenangkan
Mengajar adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun satu hal yang perlu kita ketahui bersama bahwa kesukaran mengajar untuk setiap tingkatan sekolah akan berbeda antara satu dengan yang lainnya, kesulitan mengajar PAUD jelas berbeda dengan mengajar di SD, kesulitan mengajar di SD jelas akan berbeda pula dengan mengajar tingkatan di atasnya.
Cara Mengajar Anak Paud yang Menyenangkan
Khusus untuk para guru paud, mereka akan dipaksa untuk menemukan berbagai kesulitan yang luar biasa saat mengajar dan mendidik para peserta didiknya. Terkadang ada yang menangis saat pembelajaran, ada yang bermain dan lain sebagainya. Kondisi ini tentu tidak bisa disalahkan, perkembangan alami anak pada usia tersebutlah yang menyebabkan mereka seperti itu.
Saat mengajar anak SD, SMP atau SMA suasana belajar yang hening dan serius bisa saja efektif dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Bahkan peserta didik pada tingkatan tersebut malah terkadang menikmati keadaan pembelajaran seperti demikian. Mereka bisa konsen dan fokus terhadap konsep yang diajarkan sang guru.
Tapi yang menjadi pertanyaannya adalah apakah ini akan efektif di tingkatan PAUD? Tentu tidak, mereka akan cenderung bosan dan malah membuat keusilan-keusilan sendiri dengan teman-temannya.
Salah satu cara yang bisa guru lakukan agar mengajar anak paud menjadi baik dan menyenangkan adalah dengan mengaplikasikan kegiatan belajar sekaligus bermain. Dengan bermain anak-anak akan merasa senang, bahagia dan tidak tertekan. Ini sangat bagus untuk proses belajar mereka.
Menurut solehudin, 1996, bermain
Random Post
Perbedaan Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan Teknik Pembelajaran
Cara menjadi Guru Baik, Sukses dan Kaya dengan Memperbanyak Syukur
Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan yang Harus Guru Ketahui
Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Make a Match
Ulasan tentang Model Pembelajaran Project Based Learning
didefinisikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang sifatnya spontan, voluntir, terfokus kepada proses, memberikan ganjaran secara intrinsik, aktif, fleksibel dan menyenangkan. Semakin suatu kegiatan mempunyai ciri-ciri demikian, berarti kegiatan tersebut semakin merupakan aktifitas bermain.
Di dalam bermain, anak dapat melakukan suatu bentuk kegiatan yang mempraktikan keterampilan serta kemampuannya dalam meneliti, mencoba serta menemukan sesuatu yang baru. Kegiatan-kegiatan yang dipraktekan anak saat bermain tersebut mampu membuat si anak menjadi interaktif dan aktif, baik itu dari segi mental atau pun fisik sehingga akan mendukung pengembangan berbagai aspek perkembangan berdasarkan kemauannya sendiri.
Dengan kegiatan bermain anak-anak akan terbantu untuk mengembangkan berbagai aspek yang urgen terhadap perkembangan diri si anak, seperti:
Mengembangkan kemampuan fikiran dan intelektualnya
Mampu meningkatkan keterampilan bersosial
Mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi
Mengembangkan otot-otot tubuh
Mekanisme pengimplementasian kegiatan bermain terhadap agenda belajar anak
Dalam menerapkan aktifitas bermain ke dalam kegiatan belajar anak, peran guru sangatlah penting agar para peserta didik bisa menikmati bermainnya tersebut tanpa melupakan tujuan utamanya, belajar. Disini tugas guru adalah sebagai fasilitator dan melakukan beberapa upaya sebagai berikut:
Menyediakan lingkungan belajar sekaligus bermain yang aman
Menyediakan waktu untuk kegiatan bermain sekaligus belajar yang fleksibel
Memantau aktifitas anak saat bermain
Memberitahukan petunjuk yang dibutuhkan, khusunya dalam melakukan permainan
Mengusahakan suasana yang kondusif
Mungkin sekian saja artikel tentang "Cara Mengajar Anak Paud yang Menyenangkan". Semoga tulisan rantai guru ini bisa bermanfaat bagi rekan guru semuanya. Jangan lupa baca juga artikel tentang Cara Mengajar Anak SD yang Baik dan Benar.
Cara Mengajar Anak Paud yang Menyenangkan
Khusus untuk para guru paud, mereka akan dipaksa untuk menemukan berbagai kesulitan yang luar biasa saat mengajar dan mendidik para peserta didiknya. Terkadang ada yang menangis saat pembelajaran, ada yang bermain dan lain sebagainya. Kondisi ini tentu tidak bisa disalahkan, perkembangan alami anak pada usia tersebutlah yang menyebabkan mereka seperti itu.
Saat mengajar anak SD, SMP atau SMA suasana belajar yang hening dan serius bisa saja efektif dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Bahkan peserta didik pada tingkatan tersebut malah terkadang menikmati keadaan pembelajaran seperti demikian. Mereka bisa konsen dan fokus terhadap konsep yang diajarkan sang guru.
Tapi yang menjadi pertanyaannya adalah apakah ini akan efektif di tingkatan PAUD? Tentu tidak, mereka akan cenderung bosan dan malah membuat keusilan-keusilan sendiri dengan teman-temannya.
Salah satu cara yang bisa guru lakukan agar mengajar anak paud menjadi baik dan menyenangkan adalah dengan mengaplikasikan kegiatan belajar sekaligus bermain. Dengan bermain anak-anak akan merasa senang, bahagia dan tidak tertekan. Ini sangat bagus untuk proses belajar mereka.
Menurut solehudin, 1996, bermain
Random Post
Perbedaan Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan Teknik Pembelajaran
Cara menjadi Guru Baik, Sukses dan Kaya dengan Memperbanyak Syukur
Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan yang Harus Guru Ketahui
Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Make a Match
Ulasan tentang Model Pembelajaran Project Based Learning
didefinisikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang sifatnya spontan, voluntir, terfokus kepada proses, memberikan ganjaran secara intrinsik, aktif, fleksibel dan menyenangkan. Semakin suatu kegiatan mempunyai ciri-ciri demikian, berarti kegiatan tersebut semakin merupakan aktifitas bermain.
Di dalam bermain, anak dapat melakukan suatu bentuk kegiatan yang mempraktikan keterampilan serta kemampuannya dalam meneliti, mencoba serta menemukan sesuatu yang baru. Kegiatan-kegiatan yang dipraktekan anak saat bermain tersebut mampu membuat si anak menjadi interaktif dan aktif, baik itu dari segi mental atau pun fisik sehingga akan mendukung pengembangan berbagai aspek perkembangan berdasarkan kemauannya sendiri.
Dengan kegiatan bermain anak-anak akan terbantu untuk mengembangkan berbagai aspek yang urgen terhadap perkembangan diri si anak, seperti:
Mengembangkan kemampuan fikiran dan intelektualnya
Mampu meningkatkan keterampilan bersosial
Mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi
Mengembangkan otot-otot tubuh
Mekanisme pengimplementasian kegiatan bermain terhadap agenda belajar anak
Dalam menerapkan aktifitas bermain ke dalam kegiatan belajar anak, peran guru sangatlah penting agar para peserta didik bisa menikmati bermainnya tersebut tanpa melupakan tujuan utamanya, belajar. Disini tugas guru adalah sebagai fasilitator dan melakukan beberapa upaya sebagai berikut:
Menyediakan lingkungan belajar sekaligus bermain yang aman
Menyediakan waktu untuk kegiatan bermain sekaligus belajar yang fleksibel
Memantau aktifitas anak saat bermain
Memberitahukan petunjuk yang dibutuhkan, khusunya dalam melakukan permainan
Mengusahakan suasana yang kondusif
Mungkin sekian saja artikel tentang "Cara Mengajar Anak Paud yang Menyenangkan". Semoga tulisan rantai guru ini bisa bermanfaat bagi rekan guru semuanya. Jangan lupa baca juga artikel tentang Cara Mengajar Anak SD yang Baik dan Benar.
Cara Mengajar Anak Sekolah Dasar
Cara Mengajar Anak Sekolah Dasar
Mengajar anak Sekolah Dasar (SD) tentunya akan lebih sulit, karena pada tahap ini mereka mengalami masa transisi di mana baru memasuki proses belajar yang serius. Menjadi seorang guru SD tentunya banyak hal yang harus diperhatikan agar pembelajaran menjadi efektif, seperti : suara yang lantang dan juga intonasi yang beragam, selain itu dibutuhkan juga waktu untuk beristirahat dengan menyediakan ice breaker mengingat bahwa waktu konsentrasi mereka cenderung singkat. Berikut adalah beberapa teknik mengajar anak SD :
1. Teknik Individual, terdiri dari:
a. Directive counseling
Guru membuka jalan pemecahan karena anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sukar memecahkan masalahnya, tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman.
b. Non-directive counseling
Fokus pada anak yang bermasalah dan sang anak yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain.
c. Eclective counseling
Masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani
Merupakan teknik bimbingan kelompok yang bertujuan secara luwes, sehingga tentang apa yang dipergunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan.
2. Teknik Kelompok, terdiri dari:
a. Home room agar para guru atau pertugas bimbingan dapat mengenal murid-muridd secara lebih tepat sehingga dapat membantunya secara lebih efektif (Eddy Hendrarno, dkk; 2003). Jumlah anggota kelompok dapat berupa kelompok kecil (5-10 orang) maupun kelompok besar (25-30 orang). Tujuan teknik home room, selain untuk mengidentifikasikan masalah dapat pula membantu siswa untuk mampu menghadapi dan mengatasi masalahnya
b. Field drip (karya wisata)
Kegiatan karyawisata selain mrupakan kegiatan rekreasi ataupun salah satu metode mengajar, dapat pula difungsikan sebagai salah satu teknik dalam bimbingan kelompok (Djumhur dalam Eddy Hendrarno, dkk;2003). Melalui kegiatan karyawisata pertugas bimbingan dapat mengarahkan murid untuk belajar melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan kelompok.. Tujuan teknik ini adalah pemberian informasi, pembentukan sikap dan pengembangan bakat serta minat.
c. Group discussion bimbingan kelompok yang dilakukan dalam kelompok kecil (5-10 orang). Pada umumya diskusi kelompok berlangsung antara 30-60 menit.
d. Pelajaran bimbingan
Bimbingan dilakukan dalam kelompok-kelompok
Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik kelas yang telah ada. Pembimbing masuk dalam kelas seperti guru biasa, tidak mengajarkan mata pelajaran seperti dalam silabus, melainkan menyampaikan dan membahas masalah bimbingan.
e. Kelompok bekerja
Kelompok kerja dibentuk dengan memperhatikan tingkah laku kemampuan, jenis kelamin, tempat tinggal dan jalinan hubungan social. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar, menyalurkan bakat dan minat, membentuk sikap kooperatif dan kompetitif yang sehat, meningkatkan penyesuaian social, yang kesemuanya akan mengarahkan pada perkembangan murid.
f. Pengajaran remidi
Pengajaran remidi diberikan kepada murid-murid yang mengalami kesulitan belajar.
g. Organisasi murid
Pembimbing sekolah dapat mengarahkan agar murid dapat mengenal berbagai aspek kehidupan social, mengembangkan sikap kepemimpinan dan kerjasama, rasa tanggung jawab dan harga diri. Tujuannya antara lain menyangkut penyesuaian diri, sikap kepemimpinan dan kerjasama dan pemecahan masalah.
i. Sosiodrama dan psikodrama
Bedanya, terletak pada jenisnya cerita yang dimainkan dan tekanan masalah yang hendak diceritakan. Pada sosiodrama lebih menekankan pada masalah psikis. Meskipun demikian antara keduanya sagat erat hubunganya dan kadang-kadang sulit dibedakan.
Mengajar anak Sekolah Dasar (SD) tentunya akan lebih sulit, karena pada tahap ini mereka mengalami masa transisi di mana baru memasuki proses belajar yang serius. Menjadi seorang guru SD tentunya banyak hal yang harus diperhatikan agar pembelajaran menjadi efektif, seperti : suara yang lantang dan juga intonasi yang beragam, selain itu dibutuhkan juga waktu untuk beristirahat dengan menyediakan ice breaker mengingat bahwa waktu konsentrasi mereka cenderung singkat. Berikut adalah beberapa teknik mengajar anak SD :
1. Teknik Individual, terdiri dari:
a. Directive counseling
Guru membuka jalan pemecahan karena anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sukar memecahkan masalahnya, tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman.
b. Non-directive counseling
Fokus pada anak yang bermasalah dan sang anak yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain.
c. Eclective counseling
Masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani
Merupakan teknik bimbingan kelompok yang bertujuan secara luwes, sehingga tentang apa yang dipergunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan.
2. Teknik Kelompok, terdiri dari:
a. Home room agar para guru atau pertugas bimbingan dapat mengenal murid-muridd secara lebih tepat sehingga dapat membantunya secara lebih efektif (Eddy Hendrarno, dkk; 2003). Jumlah anggota kelompok dapat berupa kelompok kecil (5-10 orang) maupun kelompok besar (25-30 orang). Tujuan teknik home room, selain untuk mengidentifikasikan masalah dapat pula membantu siswa untuk mampu menghadapi dan mengatasi masalahnya
b. Field drip (karya wisata)
Kegiatan karyawisata selain mrupakan kegiatan rekreasi ataupun salah satu metode mengajar, dapat pula difungsikan sebagai salah satu teknik dalam bimbingan kelompok (Djumhur dalam Eddy Hendrarno, dkk;2003). Melalui kegiatan karyawisata pertugas bimbingan dapat mengarahkan murid untuk belajar melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan kelompok.. Tujuan teknik ini adalah pemberian informasi, pembentukan sikap dan pengembangan bakat serta minat.
c. Group discussion bimbingan kelompok yang dilakukan dalam kelompok kecil (5-10 orang). Pada umumya diskusi kelompok berlangsung antara 30-60 menit.
d. Pelajaran bimbingan
Bimbingan dilakukan dalam kelompok-kelompok
Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik kelas yang telah ada. Pembimbing masuk dalam kelas seperti guru biasa, tidak mengajarkan mata pelajaran seperti dalam silabus, melainkan menyampaikan dan membahas masalah bimbingan.
e. Kelompok bekerja
Kelompok kerja dibentuk dengan memperhatikan tingkah laku kemampuan, jenis kelamin, tempat tinggal dan jalinan hubungan social. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar, menyalurkan bakat dan minat, membentuk sikap kooperatif dan kompetitif yang sehat, meningkatkan penyesuaian social, yang kesemuanya akan mengarahkan pada perkembangan murid.
f. Pengajaran remidi
Pengajaran remidi diberikan kepada murid-murid yang mengalami kesulitan belajar.
g. Organisasi murid
Pembimbing sekolah dapat mengarahkan agar murid dapat mengenal berbagai aspek kehidupan social, mengembangkan sikap kepemimpinan dan kerjasama, rasa tanggung jawab dan harga diri. Tujuannya antara lain menyangkut penyesuaian diri, sikap kepemimpinan dan kerjasama dan pemecahan masalah.
i. Sosiodrama dan psikodrama
Bedanya, terletak pada jenisnya cerita yang dimainkan dan tekanan masalah yang hendak diceritakan. Pada sosiodrama lebih menekankan pada masalah psikis. Meskipun demikian antara keduanya sagat erat hubunganya dan kadang-kadang sulit dibedakan.
MENDIDIK ANAK UNTUK BERTANGGUNG JAWAB
MENDIDIK ANAK UNTUK BERTANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab mempunyai arti untuk melakukan sesuatu yang harus dilakukan untuk merawat diri sendiri, keluarga dan komunitas yang lebih besar. Menjadi orang yang bertanggung jawab berarti orang lain dapat percaya kepada anda bahwa anda dapat menepati janji. Anak-anak perlu belajar bahwa bertindak dengan bertanggung jawab kemungkinan harus melakukan sesuatu yang sulit, misalnya belajar untuk tes atau ulangan, atau melepaskan rencanan untuk bermain dengan teman untuk membantu keluarga.
Di bawah ini dibahas cara-cara yang dapat ditempuh oleh orang tua atau orang dewasa untuk mendidik dan mengajari anak untuk bertindak secara bertanggung jawab dan melakukan hal-hal yang baik :
1. Bisa diandalkan.
Anak-anak belajar percaya diri karena mempunyai orang tua yang percaya kepadanya. Jika anak diasuh secara baik dan konsisten, mereka mengembangkan kepercayaan dan keamanan dasar. Jadi jika anda mengatakan akan pulang untuk mengajak makan malam bersama, usahakan sekuat tenaga untuk pulang dan makan bersama. Jika anda menjanjikan sesuatu, maka tepatilah. Dan jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, yang membuat anda tidak dapat menepati janji, jelaskan secara jujur dan sederhana. Cara ini memberi contoh yang baik karena anak-anak belajar bertanggung jawab untuk tindakan-tindakan mereka sendiri.
2. Ajarin anak merawat diri-sendiri
Biarkan anak mulai belajar bertanggung jawab untuk diri sendiri dalam hal-hal kecil, lalu tingkatkan secara bertahap menjadi lebih besar. Contoh, dorong anak-anak sejak dini untuk belajar menggosok gigi atau memakai kaos kaki saat berangkat ke sekolah.
3. Beri anak peran di dalam keluarga
Beritahu anak-anak bahwa kontribusi mereka membantu keluarga itu diperlukan. Sedikit demi sedikit, berikan anda tugas-tugas yang bisa mereka pertanggungjawabkan. Mulai dari hal-hal mudah seperti menata meja. Apapun yang mereka lakukan, puji anak-anak karena sudah bertanggung jawab dan biarkan mereka tahu, apa yang mereka lakukan benar-benar dihargai.
4. Keterampilan mengatur
Salah satu keterampilan tersulit untuk dipelajari adalah menyeimbangkan berbagai tanggung jawab. Bahkan orang dewasa pun mengalami kesulitan dalam hal ini. Antara pekerjaan rumah, tugas rumah tangga dan tanggung jawablain membuat kewalahan atau bahkan lupa dengan apa yang harus mereka lakukan. Ajarilah anak dengan keterampilan untuk mengatur. Contoh, ajari anak untuk mencatat apa yang harus dilakukan atau jadwal kegiatan, kapan menyelesaikannya dan mengemukakan ide-ide tentang berapa lama sebuah tugas dapat diselesaikan. Buat aturan untuk melakukan aturan utuk mengutamakan pekerjaan rumah dibandingkan hanya menonoton televisi.
5. Sabar
Kerja keras dan kegigihan adalah unsur penting dalam perilaku tanggung jawab. Tetapi perlu waktu untuk menanamkan karakter. Anak-anak perlu latihan sehingga dapat membangun kebiasaan-kebiasaan tanggung jawab, belajar dari kesalahan dan mengembangkan rasa memiliki yang membuat mereka mengetahui tanggung jawab yang dipikul.
6. Perluas Cakupan
Ketika usia bertambah, anak-anak mulai menangkap, mereka punya tanggung jawab kepada gruo diluar diri mereka : keluarga, sekolah, komunitas, tempat ibadah.
Tanggung jawab mereka dapat ditingkatkan, misalnya bertanggung jawab untuk orang lain didalam keluarga, mungkin dengan mengantar adik ke kelasnya. Jika anak anda ingin melakukan sesuatu secara sukarela, tanggapi tanggung jawab mereka secara serius.
7. Menghadapi perilaku tidak bertanggung jawab
Perilaku tidang bertanggung jawab sering menimbulkan konsekuensi alamiah. Mengerjakan PR secara asal-asalan akan berakibat nilai yang diperoleh jelek. Suruh lah anak untuk mengerjakan PR dengan baik atau bayar denda dengan uang sendiri. Jika mereka melanggar aturan, tantang anak anda apakah mereka pantas untuk diberi kepercayaan lagi. Sebagai contoh, jika anak anda ingin menonton film, tanyakan apakah dia telah menyelesaikan tugas-tugasnya.
8. Siapkan mereka untuk mandiri
Ajari anak keterampilan dasar untuk hidup seperti belanja bahan makanan, memasak, menncuci baju dan sebagainya. Mulai lah untuk mengajari anak untuk menyisihkan uang saku untuk ditabung. Biarkan anak mengendalikan diri sebisa mungkin.
9. Membangun dunia yang lebih baik.
Beri anak pengalaman-pengalaman dalam membuat keputusan sejak dini. Tetapi jika mereka melanggar garis moral dan etika atau jika anak menyakiti perasaan orang lain, tanya pada mereka bagaimana mereka bisa memperbaiki ketimbang menetapkan hukuman. Tekankan betapa perilaku bertanggung jawab seseorang bisa membangun dunia yang lebih baik, bahwa kita dapat memperbaiki segalanya sendiri.
Waktu seoran anak mulai memikul tanggung jawab, yang akan terjadi adalah :
a. Dia akan lebih bisa mempercayai kelebihannya. Sebab akan ada banyak hal dia mampu lakukan, hal-hal kecil yang tadinya dia pikir tidak berguna, tapi waktu dia mulai lakukan, sesungguhnya itu akan menumbuhkan rasa keyakinan dirinya.
b. Kita menyadari bahwa pada akhirnya anak-anak itu harus bekerja, dia tidak akan dianggap sebagai manusia yang berharga kalau dia sama sekali tidak bekerja. Orang tua perlu mengajarkan anak-anak bertanggung jawab agar nanti si anak menjadi seorang pekerja yang baik.
Ciri orang bertanggung jawab adalah :
Dia akan lebih realistik. Anak-anak yang dilatih sejak kecil untuk belajar tanggung jawab akan menjadi anak-anak yang mengerti realistis kehidupan.
Mereka bernai mengakui perbuatannya, itu salah satu ciri atau tolak ukur yang penting sekali.
Bertanggung jawab mempunyai arti untuk melakukan sesuatu yang harus dilakukan untuk merawat diri sendiri, keluarga dan komunitas yang lebih besar. Menjadi orang yang bertanggung jawab berarti orang lain dapat percaya kepada anda bahwa anda dapat menepati janji. Anak-anak perlu belajar bahwa bertindak dengan bertanggung jawab kemungkinan harus melakukan sesuatu yang sulit, misalnya belajar untuk tes atau ulangan, atau melepaskan rencanan untuk bermain dengan teman untuk membantu keluarga.
Di bawah ini dibahas cara-cara yang dapat ditempuh oleh orang tua atau orang dewasa untuk mendidik dan mengajari anak untuk bertindak secara bertanggung jawab dan melakukan hal-hal yang baik :
1. Bisa diandalkan.
Anak-anak belajar percaya diri karena mempunyai orang tua yang percaya kepadanya. Jika anak diasuh secara baik dan konsisten, mereka mengembangkan kepercayaan dan keamanan dasar. Jadi jika anda mengatakan akan pulang untuk mengajak makan malam bersama, usahakan sekuat tenaga untuk pulang dan makan bersama. Jika anda menjanjikan sesuatu, maka tepatilah. Dan jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, yang membuat anda tidak dapat menepati janji, jelaskan secara jujur dan sederhana. Cara ini memberi contoh yang baik karena anak-anak belajar bertanggung jawab untuk tindakan-tindakan mereka sendiri.
2. Ajarin anak merawat diri-sendiri
Biarkan anak mulai belajar bertanggung jawab untuk diri sendiri dalam hal-hal kecil, lalu tingkatkan secara bertahap menjadi lebih besar. Contoh, dorong anak-anak sejak dini untuk belajar menggosok gigi atau memakai kaos kaki saat berangkat ke sekolah.
3. Beri anak peran di dalam keluarga
Beritahu anak-anak bahwa kontribusi mereka membantu keluarga itu diperlukan. Sedikit demi sedikit, berikan anda tugas-tugas yang bisa mereka pertanggungjawabkan. Mulai dari hal-hal mudah seperti menata meja. Apapun yang mereka lakukan, puji anak-anak karena sudah bertanggung jawab dan biarkan mereka tahu, apa yang mereka lakukan benar-benar dihargai.
4. Keterampilan mengatur
Salah satu keterampilan tersulit untuk dipelajari adalah menyeimbangkan berbagai tanggung jawab. Bahkan orang dewasa pun mengalami kesulitan dalam hal ini. Antara pekerjaan rumah, tugas rumah tangga dan tanggung jawablain membuat kewalahan atau bahkan lupa dengan apa yang harus mereka lakukan. Ajarilah anak dengan keterampilan untuk mengatur. Contoh, ajari anak untuk mencatat apa yang harus dilakukan atau jadwal kegiatan, kapan menyelesaikannya dan mengemukakan ide-ide tentang berapa lama sebuah tugas dapat diselesaikan. Buat aturan untuk melakukan aturan utuk mengutamakan pekerjaan rumah dibandingkan hanya menonoton televisi.
5. Sabar
Kerja keras dan kegigihan adalah unsur penting dalam perilaku tanggung jawab. Tetapi perlu waktu untuk menanamkan karakter. Anak-anak perlu latihan sehingga dapat membangun kebiasaan-kebiasaan tanggung jawab, belajar dari kesalahan dan mengembangkan rasa memiliki yang membuat mereka mengetahui tanggung jawab yang dipikul.
6. Perluas Cakupan
Ketika usia bertambah, anak-anak mulai menangkap, mereka punya tanggung jawab kepada gruo diluar diri mereka : keluarga, sekolah, komunitas, tempat ibadah.
Tanggung jawab mereka dapat ditingkatkan, misalnya bertanggung jawab untuk orang lain didalam keluarga, mungkin dengan mengantar adik ke kelasnya. Jika anak anda ingin melakukan sesuatu secara sukarela, tanggapi tanggung jawab mereka secara serius.
7. Menghadapi perilaku tidak bertanggung jawab
Perilaku tidang bertanggung jawab sering menimbulkan konsekuensi alamiah. Mengerjakan PR secara asal-asalan akan berakibat nilai yang diperoleh jelek. Suruh lah anak untuk mengerjakan PR dengan baik atau bayar denda dengan uang sendiri. Jika mereka melanggar aturan, tantang anak anda apakah mereka pantas untuk diberi kepercayaan lagi. Sebagai contoh, jika anak anda ingin menonton film, tanyakan apakah dia telah menyelesaikan tugas-tugasnya.
8. Siapkan mereka untuk mandiri
Ajari anak keterampilan dasar untuk hidup seperti belanja bahan makanan, memasak, menncuci baju dan sebagainya. Mulai lah untuk mengajari anak untuk menyisihkan uang saku untuk ditabung. Biarkan anak mengendalikan diri sebisa mungkin.
9. Membangun dunia yang lebih baik.
Beri anak pengalaman-pengalaman dalam membuat keputusan sejak dini. Tetapi jika mereka melanggar garis moral dan etika atau jika anak menyakiti perasaan orang lain, tanya pada mereka bagaimana mereka bisa memperbaiki ketimbang menetapkan hukuman. Tekankan betapa perilaku bertanggung jawab seseorang bisa membangun dunia yang lebih baik, bahwa kita dapat memperbaiki segalanya sendiri.
Waktu seoran anak mulai memikul tanggung jawab, yang akan terjadi adalah :
a. Dia akan lebih bisa mempercayai kelebihannya. Sebab akan ada banyak hal dia mampu lakukan, hal-hal kecil yang tadinya dia pikir tidak berguna, tapi waktu dia mulai lakukan, sesungguhnya itu akan menumbuhkan rasa keyakinan dirinya.
b. Kita menyadari bahwa pada akhirnya anak-anak itu harus bekerja, dia tidak akan dianggap sebagai manusia yang berharga kalau dia sama sekali tidak bekerja. Orang tua perlu mengajarkan anak-anak bertanggung jawab agar nanti si anak menjadi seorang pekerja yang baik.
Ciri orang bertanggung jawab adalah :
Dia akan lebih realistik. Anak-anak yang dilatih sejak kecil untuk belajar tanggung jawab akan menjadi anak-anak yang mengerti realistis kehidupan.
Mereka bernai mengakui perbuatannya, itu salah satu ciri atau tolak ukur yang penting sekali.
Cara Mendidik Anak Dalam Kandungan
Cara Mendidik Anak Dalam Kandungan
Bukan berarti yang mengasuh anak adalah kewajiban ibu semata, tapi juga bapak. Bahkan di dalam Al Quran banyak merekam bahwa kewajiban mendidik anak justru dari bapak. Seperti kisah Luqmanul hakim dalam Surat Luqman.
Sebenarnya anak adalah dambaan semua makhluk, bukan hanya manusia. Itu sebabnya salah satu
firman Allah :
“Aku tidak perlu bersumpah dengan negeri kota Mekkah, dan aku tidak perlu bersumpah menyangkut ayah dan anak”. Ini menunjukkan suatu naluri bahwa semua makhluk hidup mendambakan keturunan untuk melanjutkan jenisnya.
Karena anak adalah dambaan, maka semua makhluk hidup menggantungkan harapan pada sang anak. Kalau pada manusia, kita menginginkan anak kita menjadi anak yang sholeh, dan bahkan lebih dari sholeh yaitu sebagai qurrota a’yun (penyejuk mata).
Ini dilukiskan QS. Al-A’raaf:189 :
“Dia yang telah menciptakan kamu pasangan dari jenis yang sama (jenis manusia), sewaktu sang suami menyentuhnya/menyelubunginya (kata halus dari hubungan seks), isterinya hamil, kandungannya masih ringan, maka berlalulah hari-hari sampai menjadi berat. Maka ketika itu, keduanya (si ibu dan bapak) berdoa, ya Allah jika Engkau jadikan anak ini anak yang shaleh, sempurna jasmani dan rohani, maka kami akan bersyukur”
Pendidikan agama memang sudah seharusnya kita berikan semenjak anak masih dalam kandungan. Banyak pula cara menurut Islam dalam hal memberikan pendidikan semenjak dalam kandungan sampai anak nantinya mencapai usia dewasa. Dasar pemahaman agama yang baik akan banyak berpengaruh dalam hal pembentukan karakter dan akhlak seorang anak nantinya.
Mendidik anak secara Islami semenjak dalam kandungan seorang ibu penting untuk diketahui oleh setiap orang tua. Orang tua tentunya tidak menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang durhaka (semoga kita terhindar dari hal sedemikian aamiin) karena setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak kebanggaan dan senantiasa menjadi salah seorang yang senantiasa menjaga agama Islam ini untuk tetap "bercahaya" sampai akhir jaman nantinya.
Selain itu, sebagai seorang muslim, orang tua juga memiliki kewajiban untuk mendidik tentang ajaran Islam terhadap anaknya. Anak adalah amanat yang harus dijaga dan ditanamkan kepadanya nilai-nilai tauhid dan akhlak yang baik, dengan tujuan agar menjadi hamba Allah yang taat dan patuh terhadap-Nya. Jika ajaran-ajaran Islam ini tidak diperoleh anak di masa hidupnya di dunia, maka kelak di kehidupan akherat, anaklah yang akan menjadi penuntut pertama dan menjadi alasan serta penyebab terhalangnya orang tua masuk surga.
Hanya saja seringkali pendidikan agama sering terlupakan padahal pendidikan agama adalah pondasi paling penting dalam mendidik anak. Selain dari pendidikan agama contoh serta tauladan yang baik dari orang tua serta lingkungan yang baik adalah hal yang tidak boleh dilupakan untuk bisa mendidik dan mengarahkan anak-anak kita mengenal akan Islam dan segala hal yang berkaitan dengan agama Islam yang kita anut
Islam memperkuat pandangan perlunya pendidikan sebelum kelahirannya. Tidak hanya itu, pendidikan pralahir menurut Islam harus dimulai dari sejak sebelum terciptanya janin. Ha ini dibuktikan dalam Al-Qur'an dalam beberapa surat dan diantaranya yang yakni :
Penciptaan janin harus berasal dari pasangan yang sah. Bukan hubungan perzinahan (QS Al Isra’ 17:32).
Dalam melakukan hubungan biologis, hendaknya dimulai dengan doa, setidaknya dengan baca basmallah.
Setelah terjadinya proses nuthfah (sperma), berlanjut menjadi ‘alaqah dan kemudian mudghah (segumpal daging) (QS Al Mu’minun 23:12-14), maka dimulailah kehidupan seorang anak dalam rahim.
Dari tahap ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan sang ibu, sebagai guru pertama seorang anak, untuk mendidik anak dalam kandungan.
Lahirnya anak cerdas dan sholeh-sholehah tidak bisa juga ditentukan secara medis maupun kecukupun gizi saja. Keduanya hanyalah faktor pendukung dan yang tak kalah penting adalah dengan disertai pendidikan agama sejak dalam kandungan. Untuk bisa mendapatkan anak yang baik sehat secara fisik dan mental maka dibutuhkan amalan serta metoda pendidikan yang tepat saat dalam kandungan maupun setelah melahirkan. Cara yang ditempuh dalam metoda pendidikan anak dalam kandungan ini diantaranya yaitu dengan melakukan banyak berdoa, memperdengarkan ayat suci Al-Qur'an dengan cara memperbanyak membacanya dan juga mengajak dialog janin dalam kandungan serta menjaga perilaku ibu selama mengandung dan kehamilan.
Menurut perspektif Islam, pendidikan kanak-kanak ialah proses mendidik, mengasuh dan melatih rohani dan jasmani mereka berteraskan nilai-nilai baik yang bersumberkan Al-Quran, Hadis dan pendapat serta pengalaman para ulama. Ia bertujuan melahirkan ” Insan Rabbani” yang beriman, bertakwa dan beramal soleh.
Cara mendidik anak dalam kandungan secara Islami dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut adalah metoda pendidikan anak semenjak dalam kandungan dan diantaranya yaitu dengan :
Membacakan Al-Qur'an. Metoda mendidik anak semenjak dalam kandungan selanjutnya adalah dengan memperdengarkan tilawati Al-Qur'an. Diharapkan dengan anak bayi yang masih dalam kandungan dibiasakan oleh orang tuanya untuk mendengarkan tilawah Qur'an karena banyak manfaat dari mendenagrkan Al-Qur'an ini. Kita ketahui fungsi pertama yang paling banyak digunakan janin dalam kandungan adalah fungsi pendengarannya maka kita optimalkan fungsi pendengaran janin untuk terbiasa mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Selain itu dengan kita membiasakan bayi dalam kandungan memperdengarkan Al-Qur'an maka ketika sang anak memasuki masa kanak-kanak ia akan lebih mudah dalam menghafal al-Qur'an.
Membacakan Doa. Ada berbagai cara metoda doa serta doa-doa agar mendapatkan anak sholeh yang diajarkan oleh Nabi dan juga orang-orang Sholeh dahulu yang bisa kita pelajari dan dipraktekkan. Ada Doa Nabi Zakariya yaitu yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Ali Imran : 38 yang artinya :"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa..(QS. Ali Imran (3);38 ). Kata anak yang baik mengandung makna jadikanlah anak kami yang shaleh, berakhlaq mulia, dan beradab agar sempurna nikmat dunia dan akheratnya. Ada juga doa Nabi Ibrahim yang tercantum dalam Al-Qur'an surat As Shaafaat :100 dan An Nahl : 78.
Mengajak Berbicara. Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8 dan selesai pembentukan pada minggu ke 24. Indera pendengaran ini juga dibantu oleh air ketuban yang merupakan penghantar suara yang baik. Janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara dalam usus. Selain itu janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin terkejut melompat. Untuk itu mengajak janin berbicara dengan mengelus-elus peut terutama saat organ pendengaran mulai berfungsi baik. Ketika sang ibu mau berwudhu maka ajaklah pula sang janin berbicara dengan cara "Adik, ibu mau berwudhu karena wudhu adalah satu cara sebelum menjalankan sholat dan sholat adalah kewajiban tiap muslim untuk beribadah kepada Allah, Sang Pencipta Alam Semesta yang menciptakan segala kehidupan dunia ini termasuk ayah ibu dan juga adik" Dan biasanya respon janin dengan tendangan ke arah perut sang ibu.
Menjaga Perilaku. Menjaga perilaku sangat penting dan dibutuhkan ketika masa kehamilan. Karena akhlak orang tua sangat berpengaruh terhadap akhlak anak-anaknya kelak, terutama ibu hamil. Mulai dari sikap, ucapan hingga perilaku. Menghindari hal-hal yang kurang baik tidak hanya ditekankan dalam masa kehamilan saja, namun juga sampai anak dewasa. Sebab orang tua memegang peranan yang penting dalam menanamkan perilaku dan adab serta akhlak yang baik kepada anak-anaknya. Jika orang tua berperilaku baik maka diharapkan sang anak juga meniru serta mencontoh perilaku baik dari orang tuanya.
Agama Islam mewajibkan pula para pemeluknya untuk mengenal kewajiban mendidik anak dan sekaligus mempraktekkannya. Berkenaan dengan kewajiban mendidik anak dan memelihara anak ini dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menyerukan akan keharusan orang tua untuk orang tua terutama ibu agar selalu menjaga dan mendidik anak-anaknya, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Seperti halnya yang tercantum dalam Al-Qur'an yang artinya :"“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS.at-Tahrim: 6)
Semoga kita bisa menjalankan berbagai macam cara mendidik anak semenjak dalam kandungan sampai nantinya sang anak dewasa sehingga anak-anak kita menjadi anak-anak yang baik dan sholeh-sholehah aamiin
· Jangan sampai terlambat dalam mendidik anak, sehingga orang lain atau lingkungan yang akan membentuknya. Kita tidak tahu dan tidak bisa mengontrol secara langsung bagaimana jika mereka yang mendidik anak kita.
Allah berfiirman “Laqad khalaqnal insaana fiii ahsani taqwim”. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Kenapa menggunakan kata “Kami” ? Karena ibu dan bapak terlibat dalam hal penciptaan anak. Oleh karena itu mendidik anak adalah dari sejak pertemuan sperma dan ovum
· Mendidik anak bukan hanya tugas ibu, tapi tugas bapak pula. Tidak benar jika anaknya nakal maka yang salah hanya ibunya, tapi juga bapaknya.
· Banyak sekali pembentukan kepribadian seseorang itu adalah pada masa kecil dan pertumbuhannya. Mendidik anak di waktu kecil seperti mengukir di batu, mendidik anak di waktu besar seperti mengukir di air. Kalau baik pendidikannya di masa kecil, maka insya Allah akan baik sampai dia dewasa
Bukan berarti yang mengasuh anak adalah kewajiban ibu semata, tapi juga bapak. Bahkan di dalam Al Quran banyak merekam bahwa kewajiban mendidik anak justru dari bapak. Seperti kisah Luqmanul hakim dalam Surat Luqman.
Sebenarnya anak adalah dambaan semua makhluk, bukan hanya manusia. Itu sebabnya salah satu
firman Allah :
“Aku tidak perlu bersumpah dengan negeri kota Mekkah, dan aku tidak perlu bersumpah menyangkut ayah dan anak”. Ini menunjukkan suatu naluri bahwa semua makhluk hidup mendambakan keturunan untuk melanjutkan jenisnya.
Karena anak adalah dambaan, maka semua makhluk hidup menggantungkan harapan pada sang anak. Kalau pada manusia, kita menginginkan anak kita menjadi anak yang sholeh, dan bahkan lebih dari sholeh yaitu sebagai qurrota a’yun (penyejuk mata).
Ini dilukiskan QS. Al-A’raaf:189 :
“Dia yang telah menciptakan kamu pasangan dari jenis yang sama (jenis manusia), sewaktu sang suami menyentuhnya/menyelubunginya (kata halus dari hubungan seks), isterinya hamil, kandungannya masih ringan, maka berlalulah hari-hari sampai menjadi berat. Maka ketika itu, keduanya (si ibu dan bapak) berdoa, ya Allah jika Engkau jadikan anak ini anak yang shaleh, sempurna jasmani dan rohani, maka kami akan bersyukur”
Pendidikan agama memang sudah seharusnya kita berikan semenjak anak masih dalam kandungan. Banyak pula cara menurut Islam dalam hal memberikan pendidikan semenjak dalam kandungan sampai anak nantinya mencapai usia dewasa. Dasar pemahaman agama yang baik akan banyak berpengaruh dalam hal pembentukan karakter dan akhlak seorang anak nantinya.
Mendidik anak secara Islami semenjak dalam kandungan seorang ibu penting untuk diketahui oleh setiap orang tua. Orang tua tentunya tidak menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang durhaka (semoga kita terhindar dari hal sedemikian aamiin) karena setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak kebanggaan dan senantiasa menjadi salah seorang yang senantiasa menjaga agama Islam ini untuk tetap "bercahaya" sampai akhir jaman nantinya.
Selain itu, sebagai seorang muslim, orang tua juga memiliki kewajiban untuk mendidik tentang ajaran Islam terhadap anaknya. Anak adalah amanat yang harus dijaga dan ditanamkan kepadanya nilai-nilai tauhid dan akhlak yang baik, dengan tujuan agar menjadi hamba Allah yang taat dan patuh terhadap-Nya. Jika ajaran-ajaran Islam ini tidak diperoleh anak di masa hidupnya di dunia, maka kelak di kehidupan akherat, anaklah yang akan menjadi penuntut pertama dan menjadi alasan serta penyebab terhalangnya orang tua masuk surga.
Hanya saja seringkali pendidikan agama sering terlupakan padahal pendidikan agama adalah pondasi paling penting dalam mendidik anak. Selain dari pendidikan agama contoh serta tauladan yang baik dari orang tua serta lingkungan yang baik adalah hal yang tidak boleh dilupakan untuk bisa mendidik dan mengarahkan anak-anak kita mengenal akan Islam dan segala hal yang berkaitan dengan agama Islam yang kita anut
Islam memperkuat pandangan perlunya pendidikan sebelum kelahirannya. Tidak hanya itu, pendidikan pralahir menurut Islam harus dimulai dari sejak sebelum terciptanya janin. Ha ini dibuktikan dalam Al-Qur'an dalam beberapa surat dan diantaranya yang yakni :
Penciptaan janin harus berasal dari pasangan yang sah. Bukan hubungan perzinahan (QS Al Isra’ 17:32).
Dalam melakukan hubungan biologis, hendaknya dimulai dengan doa, setidaknya dengan baca basmallah.
Setelah terjadinya proses nuthfah (sperma), berlanjut menjadi ‘alaqah dan kemudian mudghah (segumpal daging) (QS Al Mu’minun 23:12-14), maka dimulailah kehidupan seorang anak dalam rahim.
Dari tahap ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan sang ibu, sebagai guru pertama seorang anak, untuk mendidik anak dalam kandungan.
Lahirnya anak cerdas dan sholeh-sholehah tidak bisa juga ditentukan secara medis maupun kecukupun gizi saja. Keduanya hanyalah faktor pendukung dan yang tak kalah penting adalah dengan disertai pendidikan agama sejak dalam kandungan. Untuk bisa mendapatkan anak yang baik sehat secara fisik dan mental maka dibutuhkan amalan serta metoda pendidikan yang tepat saat dalam kandungan maupun setelah melahirkan. Cara yang ditempuh dalam metoda pendidikan anak dalam kandungan ini diantaranya yaitu dengan melakukan banyak berdoa, memperdengarkan ayat suci Al-Qur'an dengan cara memperbanyak membacanya dan juga mengajak dialog janin dalam kandungan serta menjaga perilaku ibu selama mengandung dan kehamilan.
Menurut perspektif Islam, pendidikan kanak-kanak ialah proses mendidik, mengasuh dan melatih rohani dan jasmani mereka berteraskan nilai-nilai baik yang bersumberkan Al-Quran, Hadis dan pendapat serta pengalaman para ulama. Ia bertujuan melahirkan ” Insan Rabbani” yang beriman, bertakwa dan beramal soleh.
Cara mendidik anak dalam kandungan secara Islami dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut adalah metoda pendidikan anak semenjak dalam kandungan dan diantaranya yaitu dengan :
Membacakan Al-Qur'an. Metoda mendidik anak semenjak dalam kandungan selanjutnya adalah dengan memperdengarkan tilawati Al-Qur'an. Diharapkan dengan anak bayi yang masih dalam kandungan dibiasakan oleh orang tuanya untuk mendengarkan tilawah Qur'an karena banyak manfaat dari mendenagrkan Al-Qur'an ini. Kita ketahui fungsi pertama yang paling banyak digunakan janin dalam kandungan adalah fungsi pendengarannya maka kita optimalkan fungsi pendengaran janin untuk terbiasa mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Selain itu dengan kita membiasakan bayi dalam kandungan memperdengarkan Al-Qur'an maka ketika sang anak memasuki masa kanak-kanak ia akan lebih mudah dalam menghafal al-Qur'an.
Membacakan Doa. Ada berbagai cara metoda doa serta doa-doa agar mendapatkan anak sholeh yang diajarkan oleh Nabi dan juga orang-orang Sholeh dahulu yang bisa kita pelajari dan dipraktekkan. Ada Doa Nabi Zakariya yaitu yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Ali Imran : 38 yang artinya :"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa..(QS. Ali Imran (3);38 ). Kata anak yang baik mengandung makna jadikanlah anak kami yang shaleh, berakhlaq mulia, dan beradab agar sempurna nikmat dunia dan akheratnya. Ada juga doa Nabi Ibrahim yang tercantum dalam Al-Qur'an surat As Shaafaat :100 dan An Nahl : 78.
Mengajak Berbicara. Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8 dan selesai pembentukan pada minggu ke 24. Indera pendengaran ini juga dibantu oleh air ketuban yang merupakan penghantar suara yang baik. Janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara dalam usus. Selain itu janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin terkejut melompat. Untuk itu mengajak janin berbicara dengan mengelus-elus peut terutama saat organ pendengaran mulai berfungsi baik. Ketika sang ibu mau berwudhu maka ajaklah pula sang janin berbicara dengan cara "Adik, ibu mau berwudhu karena wudhu adalah satu cara sebelum menjalankan sholat dan sholat adalah kewajiban tiap muslim untuk beribadah kepada Allah, Sang Pencipta Alam Semesta yang menciptakan segala kehidupan dunia ini termasuk ayah ibu dan juga adik" Dan biasanya respon janin dengan tendangan ke arah perut sang ibu.
Menjaga Perilaku. Menjaga perilaku sangat penting dan dibutuhkan ketika masa kehamilan. Karena akhlak orang tua sangat berpengaruh terhadap akhlak anak-anaknya kelak, terutama ibu hamil. Mulai dari sikap, ucapan hingga perilaku. Menghindari hal-hal yang kurang baik tidak hanya ditekankan dalam masa kehamilan saja, namun juga sampai anak dewasa. Sebab orang tua memegang peranan yang penting dalam menanamkan perilaku dan adab serta akhlak yang baik kepada anak-anaknya. Jika orang tua berperilaku baik maka diharapkan sang anak juga meniru serta mencontoh perilaku baik dari orang tuanya.
Agama Islam mewajibkan pula para pemeluknya untuk mengenal kewajiban mendidik anak dan sekaligus mempraktekkannya. Berkenaan dengan kewajiban mendidik anak dan memelihara anak ini dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menyerukan akan keharusan orang tua untuk orang tua terutama ibu agar selalu menjaga dan mendidik anak-anaknya, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Seperti halnya yang tercantum dalam Al-Qur'an yang artinya :"“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS.at-Tahrim: 6)
Semoga kita bisa menjalankan berbagai macam cara mendidik anak semenjak dalam kandungan sampai nantinya sang anak dewasa sehingga anak-anak kita menjadi anak-anak yang baik dan sholeh-sholehah aamiin
· Jangan sampai terlambat dalam mendidik anak, sehingga orang lain atau lingkungan yang akan membentuknya. Kita tidak tahu dan tidak bisa mengontrol secara langsung bagaimana jika mereka yang mendidik anak kita.
Allah berfiirman “Laqad khalaqnal insaana fiii ahsani taqwim”. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Kenapa menggunakan kata “Kami” ? Karena ibu dan bapak terlibat dalam hal penciptaan anak. Oleh karena itu mendidik anak adalah dari sejak pertemuan sperma dan ovum
· Mendidik anak bukan hanya tugas ibu, tapi tugas bapak pula. Tidak benar jika anaknya nakal maka yang salah hanya ibunya, tapi juga bapaknya.
· Banyak sekali pembentukan kepribadian seseorang itu adalah pada masa kecil dan pertumbuhannya. Mendidik anak di waktu kecil seperti mengukir di batu, mendidik anak di waktu besar seperti mengukir di air. Kalau baik pendidikannya di masa kecil, maka insya Allah akan baik sampai dia dewasa
Mengenal Sifat - Sifat Anak
Mengenal Sifat - Sifat Anak
Kata orang, setiap anak membawa sifat masing-masing. Kata-kata ini sepertinya tak terlalu salah. Banyak memang sifat-sifat anak yang sebaiknya diketahui para orang tua. Dengan begitu, orang tua juga bisa mencari cara menghadapi anak-anak mereka.
1. EGOIS
Sifat egois atau keras kepala seringkali memang membuat orang tua kehilangan kesabaran. Umumnya, anak yang egois mau menang sendiri, tidak mau mendengarkan orang lain dan harus dituruti semua keinginannya. Bila tidak, segala jurus ancaman pun akan ia lontarkan, dari mogok makan, tak mau belajar sampai berguling-guling di lantai.
Yang harus dilakukan:
Jangan panik bila menghadapi anak yang egois. Tak perlu marah, hadapi dengan lembut dan sabar. Banyak cara bisa dilakukan untuk menghadapi anak bertemperamen keras. Yang terpenting adalah memberikan pengertian dan pengarahan. Ingat, umumnya anak-anak belum dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Yang ada dalam pikiran mereka adalah mengerjakan atau melakukan sesuatu hanya untuk kesenangannya. Jadi, tugas Anda sebagai orang tua adalah memberikan pengarahan dan pengertian pada si anak.
2. PERAJUK
Ciri anak perajuk adalah suka ngambek dan cenderung cengeng. Hampir sama dengan anak egois, hanya saja anak perajuk belum tentu keras kepala. Biasanya, anak akan ngambek bila orang tua kurang memberikan perhatian padanya. Misalnya, “Ma, rambut Ella bagus enggak dikuncir seperti ini?” Karena sang mama tidak memberikan komentar dan hanya menggangguk, anak pun ngambek.
Yang harus dilakukan:
Sama seperti menghadapi anak egois, menghadapi anak yang hobi ngambek juga butuh kesabaran. Jika tidak, emosi Anda sebagai orang tua bisa terpancing. Mungkin bagi kita, menggangguk saja sudah cukup, namun bagi anak lain lagi. Ia perlu action dari Anda. Anda bisa mengatakan misalnya, “Oh, bagus sekali. Coba Mama lihat kuncirnya. Hmm… ternyata anak Mama sudah pintar menguncir rambut sendiri!” Perhatian dan komentar Anda akan membuat anak senang.
Bila anak gampang merajuk, cobalah untuk membujuknya. Jangan dengan kekerasan, karena hal itu justru akan berdampak tak baik bagi perkembangan jiwanya.
3. PEMALAS
Sifat anak yang pemalas biasanya tidak mau mengerjakan pekerjaan atau tugas yang diberikan padanya. Misalnya, merapikan tempat tidur, buku pelajaran atau mainannya. Ia mengandalkan orang lain untuk mengerjakannya.
Yang harus dilakukan:
Beri anak pengertian dan contoh. Misalnya, setelah bangun tidur, tempat tidur harus dirapikan. Ajak ia untuk turut serta melakukan kegiatan tersebut. Walaupun mungkin di rumah ada pembantu, berikan pengertian pada anak bahwa tidak selamanya ada “si mbak” yang bisa membantunya.
Latih anak-anak untuk memiliki tanggungjawab sejak dini. Bukan pekerjaan berat, cukup yang ringan saja. Seperti merapikan tempat tidur, mainan ataupun rak buku pelajaran.
4. NAKAL
Sifat nakal atau bandel wajar dimiliki oleh anak-anak. Biasanya mereka cenderung aktif, usil dan tak takut bahaya. Selain itu, anak umumnya juga punya banyak akal. Contoh perilaku mereka antara lain hobi berkelahi, mengejar layang-layang, memanjat pohon tinggi, jahil pada temannya, dan sebagainya.
Yang harus dilakukan:
Tak perlu memarahi atau melarangnya bermain. Coba pantau kegiatannya sehari-hari. Sejauh yang dilakukannya tidak membahayakan dirinya dan orang lain, kenapa harus dilarang? Biarkan mereka melakukannya karena hal itu akan menjawab rasa penasarannya.
Lain hal jika yang dilakukan anak membahayakan dirinya dan orang lain. Tak ada salahnya menegur dan memberi pengertian pada anak. Yang terpenting dalam menghadapi anak nakal adalah jangan bosan menasihati dan membimbingnya. Arahkan anak agar menjadi anak yang baik dan sopan.
5. PENDENDAM
Ciri anak pendendam adalah “menyimpan rasa sakit hati dan berusaha membalasnya di kemudian hari. “Awas, besok kubalas kamu!” begitu biasanya mereka mengancam “lawan” mereka. Biasanya, anak baru merasa puas bila sudah dapat membalas rasa sakit hatinya.
Yang harus dilakukan:
Yang utama, jangan biarkan sifat pendendam bersarang dalam diri anak-anak. Pasalnya, sifat ini bisa merusak mental mereka. Anak akan berpikir bahwa apa yang dilakukannya benar. Berikan pengertian pada anak bahwa “sifat mendendam” itu tidak baik. Selain dilarang agama, nantinya juga akan membuat mereka dijauhi oleh teman-teman mereka. Tanamkan pada diri anak bahwa tidak selamanya kejahatan harus dibalas dengan kejahatan.
6. PEMALU
Menutup diri, tak banyak bicara, itulah sebagian ciri-ciri dari anak pemalu. Seorang anak pemalu jarang sekali memulai pembicaraan sebelum diajak berbicara oleh orang lain. Pribadinya sangat tertutup, sehingga sulit menebak isi hatinya. Selain itu, anak pemalu juga terkesan kuper alias kurang pergaulan. Mereka juga akhirnya jarang bergaul dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.
Yang harus dilakukan:
Cara tepat menghadapi anak pemalu adalah melatih dirinya agar berani tampil dan berbicara di depan umum. Misalkan dengan mengikutsertakan dalam kegiatan sekolah, seperti tari, karate ataupun vokal grup. Engan begitu, mereka akan terbiasa berhadapan dengan orang banyak. Hal ini akan membantu anak untuk berinteraksi dan mengemukakan pendapatnya. Ini juga akan membuat ruang lingkup pergaulannya menjadi luas. Dengan demikian, diharapkan anak tak lagi menjadi pribadi yang tertutup.
7. PERIANG
Lincah, ramah dan senang bergaul merupakan ciri-ciri anak yang periang. Umumnya, anak periang memiliki banyak teman, karena kepribadian mereka yang hangat. Mereka memang senang bersahabat. Jarang sekali murung dan selalu bergembira.
Yang harus dilakukan:
Meski sifat periang lebih banyak memberikan nilai positif dalam kehidupan sehari-hari, Anda perlu mengingatkan anak agar dapat menempatkan diri kapan harus gembira dan kapan turut merasakan duka orang lain. Beritahu, bila ada temannya yang sedang bersedih, sebaiknya ia jangan bergembira. Jadi, pintar-pintarlah menempatkan diri.
Kata orang, setiap anak membawa sifat masing-masing. Kata-kata ini sepertinya tak terlalu salah. Banyak memang sifat-sifat anak yang sebaiknya diketahui para orang tua. Dengan begitu, orang tua juga bisa mencari cara menghadapi anak-anak mereka.
1. EGOIS
Sifat egois atau keras kepala seringkali memang membuat orang tua kehilangan kesabaran. Umumnya, anak yang egois mau menang sendiri, tidak mau mendengarkan orang lain dan harus dituruti semua keinginannya. Bila tidak, segala jurus ancaman pun akan ia lontarkan, dari mogok makan, tak mau belajar sampai berguling-guling di lantai.
Yang harus dilakukan:
Jangan panik bila menghadapi anak yang egois. Tak perlu marah, hadapi dengan lembut dan sabar. Banyak cara bisa dilakukan untuk menghadapi anak bertemperamen keras. Yang terpenting adalah memberikan pengertian dan pengarahan. Ingat, umumnya anak-anak belum dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Yang ada dalam pikiran mereka adalah mengerjakan atau melakukan sesuatu hanya untuk kesenangannya. Jadi, tugas Anda sebagai orang tua adalah memberikan pengarahan dan pengertian pada si anak.
2. PERAJUK
Ciri anak perajuk adalah suka ngambek dan cenderung cengeng. Hampir sama dengan anak egois, hanya saja anak perajuk belum tentu keras kepala. Biasanya, anak akan ngambek bila orang tua kurang memberikan perhatian padanya. Misalnya, “Ma, rambut Ella bagus enggak dikuncir seperti ini?” Karena sang mama tidak memberikan komentar dan hanya menggangguk, anak pun ngambek.
Yang harus dilakukan:
Sama seperti menghadapi anak egois, menghadapi anak yang hobi ngambek juga butuh kesabaran. Jika tidak, emosi Anda sebagai orang tua bisa terpancing. Mungkin bagi kita, menggangguk saja sudah cukup, namun bagi anak lain lagi. Ia perlu action dari Anda. Anda bisa mengatakan misalnya, “Oh, bagus sekali. Coba Mama lihat kuncirnya. Hmm… ternyata anak Mama sudah pintar menguncir rambut sendiri!” Perhatian dan komentar Anda akan membuat anak senang.
Bila anak gampang merajuk, cobalah untuk membujuknya. Jangan dengan kekerasan, karena hal itu justru akan berdampak tak baik bagi perkembangan jiwanya.
3. PEMALAS
Sifat anak yang pemalas biasanya tidak mau mengerjakan pekerjaan atau tugas yang diberikan padanya. Misalnya, merapikan tempat tidur, buku pelajaran atau mainannya. Ia mengandalkan orang lain untuk mengerjakannya.
Yang harus dilakukan:
Beri anak pengertian dan contoh. Misalnya, setelah bangun tidur, tempat tidur harus dirapikan. Ajak ia untuk turut serta melakukan kegiatan tersebut. Walaupun mungkin di rumah ada pembantu, berikan pengertian pada anak bahwa tidak selamanya ada “si mbak” yang bisa membantunya.
Latih anak-anak untuk memiliki tanggungjawab sejak dini. Bukan pekerjaan berat, cukup yang ringan saja. Seperti merapikan tempat tidur, mainan ataupun rak buku pelajaran.
4. NAKAL
Sifat nakal atau bandel wajar dimiliki oleh anak-anak. Biasanya mereka cenderung aktif, usil dan tak takut bahaya. Selain itu, anak umumnya juga punya banyak akal. Contoh perilaku mereka antara lain hobi berkelahi, mengejar layang-layang, memanjat pohon tinggi, jahil pada temannya, dan sebagainya.
Yang harus dilakukan:
Tak perlu memarahi atau melarangnya bermain. Coba pantau kegiatannya sehari-hari. Sejauh yang dilakukannya tidak membahayakan dirinya dan orang lain, kenapa harus dilarang? Biarkan mereka melakukannya karena hal itu akan menjawab rasa penasarannya.
Lain hal jika yang dilakukan anak membahayakan dirinya dan orang lain. Tak ada salahnya menegur dan memberi pengertian pada anak. Yang terpenting dalam menghadapi anak nakal adalah jangan bosan menasihati dan membimbingnya. Arahkan anak agar menjadi anak yang baik dan sopan.
5. PENDENDAM
Ciri anak pendendam adalah “menyimpan rasa sakit hati dan berusaha membalasnya di kemudian hari. “Awas, besok kubalas kamu!” begitu biasanya mereka mengancam “lawan” mereka. Biasanya, anak baru merasa puas bila sudah dapat membalas rasa sakit hatinya.
Yang harus dilakukan:
Yang utama, jangan biarkan sifat pendendam bersarang dalam diri anak-anak. Pasalnya, sifat ini bisa merusak mental mereka. Anak akan berpikir bahwa apa yang dilakukannya benar. Berikan pengertian pada anak bahwa “sifat mendendam” itu tidak baik. Selain dilarang agama, nantinya juga akan membuat mereka dijauhi oleh teman-teman mereka. Tanamkan pada diri anak bahwa tidak selamanya kejahatan harus dibalas dengan kejahatan.
6. PEMALU
Menutup diri, tak banyak bicara, itulah sebagian ciri-ciri dari anak pemalu. Seorang anak pemalu jarang sekali memulai pembicaraan sebelum diajak berbicara oleh orang lain. Pribadinya sangat tertutup, sehingga sulit menebak isi hatinya. Selain itu, anak pemalu juga terkesan kuper alias kurang pergaulan. Mereka juga akhirnya jarang bergaul dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.
Yang harus dilakukan:
Cara tepat menghadapi anak pemalu adalah melatih dirinya agar berani tampil dan berbicara di depan umum. Misalkan dengan mengikutsertakan dalam kegiatan sekolah, seperti tari, karate ataupun vokal grup. Engan begitu, mereka akan terbiasa berhadapan dengan orang banyak. Hal ini akan membantu anak untuk berinteraksi dan mengemukakan pendapatnya. Ini juga akan membuat ruang lingkup pergaulannya menjadi luas. Dengan demikian, diharapkan anak tak lagi menjadi pribadi yang tertutup.
7. PERIANG
Lincah, ramah dan senang bergaul merupakan ciri-ciri anak yang periang. Umumnya, anak periang memiliki banyak teman, karena kepribadian mereka yang hangat. Mereka memang senang bersahabat. Jarang sekali murung dan selalu bergembira.
Yang harus dilakukan:
Meski sifat periang lebih banyak memberikan nilai positif dalam kehidupan sehari-hari, Anda perlu mengingatkan anak agar dapat menempatkan diri kapan harus gembira dan kapan turut merasakan duka orang lain. Beritahu, bila ada temannya yang sedang bersedih, sebaiknya ia jangan bergembira. Jadi, pintar-pintarlah menempatkan diri.
Manfaat Keluarga dlm Mendidik Anak Dirumah & Pendidikan Anak Ditempat sekolah
Manfaat Keluarga dlm Mendidik Anak Dirumah & Pendidikan
Anak Ditempat sekolah
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga
masyarakat & pemerintah. Sehingga ayah & ibu tidak boleh menganggap
bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab tempat sekolah.
Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia guna melatih kepribadiannya
agar sesuai dgn norma-norma masyarakat atau aturan di dlm masyaratakat. Setiap orang yang
telah dewasa di dlm masyarakat bisa menjadi pendidik, karena pendidik merupkan
suatu perbuatan sosial yg mendasar guna petumbuhan atau perkembangan anak didik menjadi manusia yg mampu berpikir
dewasa & bijak.
Ayah & ibu sbg lingkungan pertama & utama dimana
anak berinteraksi sbg lembaga pendidikan yg tertua, maksudnya disinilah dimulai
suatu proses pendidikan. Sehingga ayah
& ibu berperan sbg pendidik bagi anak”nya. Lingkungan keluarga juga dikatakan
lingkungan yg paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak di dlm keluarga,
sehingga pendidikan yg paling banyak diterima anak adalah dlm keluarga. Menurut
Bpk Hasbullah, dlm tulisannya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan, bahwa keluarga
sbg lembaga pendidikan mempunyai beberapa manfaat yakni manfaat dlm perkembangan
kepribadian anak & mendidik anak dirumah; manfaat keluarga/ayah
& ibu dlm mendukung pendidikan di tempat sekolah.
Manfaat keluarga dlm pembentukan kepribadian & mendidik
anak di rumah:
-
sbg pengalaman pertama masa kanak-kanak
- menjamin kehidupan emosional anak
- menanamkan dasar pendidikan moral anak
- memberikan dasar pendidikan sosial
- meletakan dasar-dasar pendidikan agama
- bertanggung jawab dlm memotivasi & mendorong keberhasilan anak
- memberikan anaknya kesempatan untuk belajar dgn mengenalkan berbagai ilmu dan pengetahuan serta keahlian yg berguna bagi kehidupan anaknya kelak sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yg mandiri.
- menjaga kesehatan anak sehingga ia bisa dgn nyaman menjalankan proses belajar yg utuh.
- memberikan kebahagiaan dunia & akhirat dgn memberikan pendidikan agama sesuai ketentuan Allah Swt, sbg tujuan akhir manusia.
Manfaat keluarga/ ayah & ibu dlm mendukung pendidikan
anak di tempat sekolah :
- ayah & ibu bekerjasama dgn tempat sekolah
- sikap anak terhadap tempat sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap ayah & ibu terhadap tempat sekolah, sehingga sangat dibutuhkan kepercayaan ayah & ibu terhadap tempat sekolah yg menggantikan tugasnya selama di ruang tempat sekolah.
- ayah & ibu harus memperhatikan tempat sekolah anaknya, yakni dgn memperhatikan pengalaman-pengalamannya & menghargai segala usahanya.
- ayah & ibu menunjukkan kerjasama dlm menyerahkan cara belajar di rumah, membuat pekerjaan rumah & memotivasi & membimbimbing anak dlm belajar.
- ayah & ibu bekerjasama dgn guru guna mengatasi kesulitan belajar anak
- ayah & ibu bersama anak mempersiapkan jenjang pendidikan yg akan dimasuki & mendampingi selama menjalani proses belajar di lembaga pendidikan.
CARA MENDIDIK ANAK USIA DINI YANG TEPAT
Cara mendidik anak usia dini adalah cara mendidik anak di
usia belum sekolahnya dengan tujuan agar anak bisa tumbuh & berkembang
secara maksimal baik dari segi fisik maupun secara mental.
Cara Mendidik Anak Usia Dini
Dalam menerapkan cara mendidik anak usia dini, hal yg bisa dilakukan
adalah dengan menciptakan situasi atau lingkungan senyaman mungkin bagi sang
anak. Menciptakan lingkungan senyaman mungkin bisa dilakukan dengan menyediakan
area bermain yg sesuai dengan anak mengingat bahwa anak usia dini merupakan
masa- masa bermain yg paling menyenangkan bagi mereka. Untuk itu, dalam
menciptakan lingkungan bermain yg nyaman, tak ada salahnya jika ayah dan
ibu maupun tenaga pendidik menciptakan sarana
bermain atau permainan yg bersifat edukatif. Beberapa permainan yg bersifat
edukatif antara lain dengan menyediakan permainan yg melibatkan nama- nama
binatang, nama- nama buah, & lain lain sehingga anak akan bermain sembari
belajar mengenai hal- hal yg biasa mereka temui dalam kehidupansehari- hari.
Mengajarkan anak untuk mencintai lingkungan dengan mengadakan kerja bakti di sekolahnya
juga merupakan salah satu pendidikan yg bisa diberikan kepada anak usia dini di
sekolahnya.
Jikalau anda bertanya
mengenai hal mana yg lebih diutamakan dalam menerapkan pendidikan kepada anak,
dari segi spiritual atau fisik? Maka keduanya adalah sama penting, namun
disarankan kepada ayah dan ibu untuk membentuk mental spiritual yg religius
dahulu sebelum menmberikan pendidikan fisik kepada anak. Hal ini sangat
diutamakan karena pendidikan spiritual akan membentuk jiwa yg tangguh & kuat,
sehingga ketika jiwa yg tangguh sudah terbentuk, maka pendidikan secara fisik atau akademis akan
lebih mudah diterapkan kepada anak. Sebagai ayah dan ibu , kita harus ingat bahwa agama merupakan
pondasi utama bagi kehidupan seseorang, sehingga harus hukumnya bagi ayah dan
ibu untuk memberikan bekal spiritual yg cukup
kepada sang anak agar terbentuk pribadi religius yg tangguh. Dengan membekali
anak pondasi spiritual yg tangguh, maka sang anak akan tumbuh & mberkembang
menjadi pribadi yg berpendirian & menggunakan agama sebagai landasan dalam
bertindak hingga ia dewasa kelak.
Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya tdk terhenti
pada saat anak memasuki usia belum sekolahnya saja, melainkan harus diterapkan
semenjak anak masih belajar berjalan. Memberikan pendidikan yg baik sejak kecil
akan sangat mmbantu ayah dan ibu dalam menjalankan tugasnya sebagai pembentuk
generasi masa depan yg berkualitas & berkarakter. Hal ini tentu tidaklah
mudah bagi ayah dan ibu mengingat bahwa di luar sana akan selalu
banyak godaan & gangguan yg mampu menggoyahkan kepribadian sang anak kelak
di kemudian hari. Pun demikian, jikalau ayah
dan ibu telah menanamkan landasan- landasan agama yg kuat
di dalam diri sang anak, maka ayah dan ibu
tak perlu khawatir karena mereka
akan mendapati anak” mereka tdk akan goyah terhadap pengaruh buruk dari dunia
luar yg bisa merusak diri mereka sendiri. Tugas ayah dan ibu adalah
selalu mengawasi mereka & menjata mereka agar tdk terjerumus
terhadap hal- hal yg salah yg tentu
tdk hanya merugikan mereka namun
merugikan kita sebagai ayah dan ibu .
Maka dari itu, mendidik anak sejak dini dengan menanamkan karakter yg religius
& bertanggung jawab sangat penting untuk dilakukan oleh ayah dan ibu serta
guru sebagai ayah dan ibu pengganti di sekolahnya.
Dengan menerapkan cara yg tepat dalam mendidik anak usia
dini, maka ayah dan ibu akan lebih mudah dalam mengarahkan anak untuk
menuju hal- hal yg lebih positif. Selain itu, mendidik anak sejak dini dengan
mengajarkan hal- hal yg baik juga bisa memudahkan ayah dan ibu dalam
memberikan arahan & masukan mereka terkait dengan hal- hal apa yg ingin anak”
lakukan. Jikalau dirasa tdk sesuai,
aka ayah dan ibu bisa memberikan masukan & kritik halus yg bersifat
membangun sehingga anak akan lebih termotivasi untuk melakukan hal- hal yg lebih
baik lagi dengan adanya dukungan ayah dan ibu
. Jikalau anak sudah memiliki
motibvasi yg tinggi, maka ayah dan ibu akan mendapati anaknya tumbuh dalam keadaan yg
selalu lebih baik dari hari ke hari sehingga anak juga akan mampu untuk mencapai kesuksesan yg mereka impikan baik
dalam akademis maupun dunia kerja ketika mereka telah beranjak dewasa kelak di
kemudian hari. Jika anda ingin anak anda menjadi pribadi yg tangguh, maka sudah
saantnya anda menerapkan kepada anak anda mengenai cara mendidik anak usia
dini.
Seperti yg kita ketahui bahwa anak usia dini merupakan usia
di mana anak” masih senang bermain bersama dengan teman- temannya & mereka
cenderung lebih aktif. yg termasuk anak usia dini yakni anak” mulai dari usia
belum sekolahnya hingga mereka memasuki usia sekolahnya yaitu taman kanak-
kanak. Dalam mendidik anak di usia ini, peran ayah dan ibu sangat
penting sehingga harus bagi ayah dan ibu
untuk terlibat langsung dalam
menerapkan pendidikan bagi anak” mereka.
Cara mendidik anak usia dini Jikalau anak tengah memasuki usia belum sekolahnya,
maka peran ayah dan ibu akan dibantu oleh peran tenaga pendidik ketika
anak tengah berada di lingkungan sekolahnya mereka. Untuk itu, kerjasama baik
antara ayah dan ibu maupun tenaga pendidik sangat diperlukan guna
mendapatkan hasil terbaik dalam mendidik anak utia dini. Terdapat beberapa
langkah yg bisa ditempuh oleh ayah dan ibu
dalam menerapkan pendidikan
terhadap anak usia dini, yg beberapa di antaranya akan diuraikan dalam
pembahasan berikut.
Dalam mendidik anak usia dini, pertama kali ayah dan
ibu harus mengenal & memahami karakter bawaan
sang anak, apakah sang anak cenderung aktif, pendiam, atau pemalu. Mengenali
karakter sang anak sangat diperlukan agar ayah dan ibu ataupun guru bisa mengambil langkah yg tepat
dalam memberikan pendidikan yg sesuai kepada sang anak. Selain itu, mengenali
karakter bawaan sang anak juga membuat ayah dan ibu lebih
berhati- hati dalam memberikan treatment kepada anak sehingga baik ayah dan
ibu maupun tenaga pendidik di mana anak bersekolahnya
akan mendapatkan respon dari sang anak sesuai dengan yg diinginkan.
Jikalau anda belum
mengetahui karakter bawaan anak” anda, maka ada beberapa langkah mudah yg bisa membantu
anda untuk mengetahui karakter bawaan sang anak. Langkah- langkah tersebut
antara lain dengan mengamati perilku anak sehari- hari & dengan mengamati
respon anak terhadap perlakuan- perlakuan yg berbeda. Jikalau ayah dan ibu
telah mengetahu karakter bawaan
sang anak, maka ayah dan ibu bisa menerapkan pendidikan yg sesuai & tdk bertentangan
dengan kepribadian mereka sehingga mereka akan lebih mudah untuk menyerap aa yg
anda sampaikan kepada mereka. Jikalau ayah
dan ibu ragu- ragu, maka tak ada salahnya untuk
berkonsultasi pada psikolog agar mendapatkan saran terbaik dalam menerapkan
pendidikan yg sesuai dengan karakter bawaan anak sehingga sang anak tdk akan
merasa bahwa mereka sedang dididik oleh ayah dan ibu nya.
Setelah ayah dan ibu memahami karakter bawaan sang anak, maka baik ayah
dan ibu & tenaga pendidik hendaknya menerapkan cara
pendidikan yg sesuai dengan mereka. Sebelum menerapkan cara pendidikan yg sesuai,
perlu diingat bahwa anak usia dini merupakan usia emas sekaligus rentan bagi
anak. Dikatakan usia emas karena dalam tahap ini sang anak mampu menyerap
pengetahuan sebaik mungkin & mereka cenderung memiliki rasa ingin tahu yg tinggi
terhadap hal- hal baru yg ada di sekitar mereka. Sebaliknya, dikatakan rentan
karena dalam usia ini mereka juga sangat mudah mengalami trauma jikalau mereka mendapat input yg tdk baik
yg berkaitan secara langsung denganmereka seperti kekerasan. Sehingga, sangat
dilarang bagi ayah dan ibu untuk melakukan kekerasan terhadap sang anak
karena akan sangat berdampak buruk bagi pertumbuhan mentalnya, bahkan sangat
mungkin akan terbawa hingga mereka tumbuh dewasa.
Cara mendidik anak usia dini yg bisa diterapkan baik di
rumah maupun di lingkungan sekolahnya mereka yakni dengan melatih sang anak
untuk disiplin. Dalam hal ini, melatih disiplin di rumah bisa dilaksanakan
dengan membangunkan anak di pagi hari & memintanya untuk segera mandi,
menggosok gigi & memakai baju seragam sendiri. Sedangkan di lingkungan sekolahnya,
melatih disiplin anak usia dini bisa dilaksanakan dengan meminta anak untuk
berbaris di depan kelas & masuk ruangan dengan tertib. Selain itu,
penerapan kedisiplinan di lingkungan sekolahnya bisa dilakukan dengan meminta
anak untuk berdoa sebelum & sesudah memulai pelajaran di dalam kelas.
Dengan menerapkan hal tersebut, maka anak akan terbiasa untuk melakukan hal-
hal dengan baik & tepat waktu sehingga mereka akan membawa kebiasaan baik
ini seiring dengan tumbuh kembang mereka. yg paling penting adalah baik ayah
dan ibu & guru harus tetap mengawasi & mendampingi
sang anak serta mengingatkan jikalau mereka lupa melaksanakan kebiasaan- kebiasaan
baik yg sudah terbentuk. Dengan demikian, anak akan dengan senang hati
melakukan tindakan- tindakan positif yg telah dicontohkan ayah dan ibu nya di rumah maupun gurunya di sekolahnya.
Dari segi spiritual, mendidik anak untuk menjadi pribadi yg religius
juga bisa dilaksanakanbaik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolahnya.
Di lingkungan rumah, membentuk pribadi yg religius dalam diri anak bisa dilaksanakan
dengan melibatkan anak saat menjalankan ibadah seperti sholat. Selain itu,
mengajari anak mengaji juga sangat penting untuk doterapkan dalm diri anak
sejak dini agar mereka mengena Al Qur’an & agamanya. Jikalau dirasa kurang cukup dengan pendidikan agama yg
diberikan di rumah, maka roang tua bisa memasukkan anak ke Taman Pendidikan Al
Qur’an untuk membantu anak dalam mengenali ilmu agama lebih jauh. Dengan
mengenalkan agama kepada anak sejak dini & membiasakannya, maka akan timbul
rasa cinta & tanggung jawab dalam diri anak terhadap agamanya. Dengan
demikian, anak akan tumbuh & berkembang sesuai dengan syari’at- syari’at
agama sehingga anak akan tumbuh menjadi anak yg sholeh & sholehah serta
berbakti kepada kedua ayah dan ibu nya.
Dalam penerapannya,
tdk semua anak mampu menerima
ajaran agama dengan baik karena berbagai faktor. Dalam hal ini, diperlukan
sedikit kesabaran bagi ayah dan ibu untuk tetap mengajarkan agama pada sang anak
tanpa ada kesan untuk memaksanya, yakni dengan mengajarkan agama dengan cara yg
lebih menyenangkan. Sehingga, anak akan mengetahui tentang ajaran- ajaran agama
secara tdk langsung.
Demikianlah postingan kali ini mengenai "Cara Mendidik
Anak Usia Dini yg Tepat". Semoga bermanfaat buat kalian semua.
Kamis, 15 Juli 2010
Rahasia Menjaga Kesehatan Keluarga
Rahasia Menjaga Kesehatan Keluarga
Memiliki tubuh dan badan yang sehat seumur hidup adalah dambaan setiap orang. Namun situasi dan kondisi lingkungan sekitar kita serta bervariasinya daya tubuh seseorang terhadap penyakit membuat hal impian tersebut sulit untuk dicapai. Semua orang pasti pernah sakit, namun resiko sakit dapat diminimalkan atau dikurangi resikonya dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Istirahat / Tidur
Waktu yang diperlukan manusia normal untuk tidur kurang lebih 8 jam sehari atau sepertiga hari. Waktu tidur akan bertambah sesuai usia, di mana bayi, anak kecil dan manula membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak dari orang dewasa dan anak muda. Tidur yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan energi di dalam tubuh, sehingga dapat menghindarkan diri kita dari berbagai serangan penyakit yang merugikan.
2. Makanan
Makanlah makanan yang bergizi secara teratur, tidak berlebihan dan tidak kurang. Kelebihan makanan dapat meningkatkan kadar gula dalam darah yang akhirnya menimbulkan penyakit kencing manis yang sangat berbahaya. Kekurangan makan juga dapat menyebabkan kurang gizi, darah rendah, lesu, dan sebagainya. Perhatikan pula kandungan gizi sesuai takaran yang wajar, karena berlebihan suatu zat tidak baik untuk kesehatan.
3. Kondisi Psikis / Psikologi
Jangan terlalu stres dengan berbagai hal dalam hidup anda. Buat apa susah, lebih baik kita bergembira. Jika pekerjaan anda membuat anda stres dan pusing tujuh keliling terus-menerus maka sebaiknya anda mulai mencari peluang bisnis atau pekerjaan lain yang tidak banyak membuat anda stres. Bila anda punya masalah ada baiknya anda bicarakan dengan orang lain yang dekat dengan anda. Beban psikis dan pikiran dapat mempengaruhi daya tahan tubuh yang efeknya dapat mengundang penyakit jasmaniah dan rohaniah. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Luangkan waktu anda untuk sesuatu yang menyenangkan bagi diri anda sendiri dan jangan sekali-kali lari ke minuman keras dan narkoba.
4. Daya Tahan Tubuh
Tingkatkan daya tahan tubuh anda dengan mengkonsumsi berbagai makanan atau minuman alami yang dapat menangkis serangan kuman dan penyakit. Membiasakan diri dengan jamu-jamuan tradisional atau sering minum teh kental pahit setiap hari dapat mengingkatkan zat anti oksidan dalam tubuh untuk melenyapkan zat radikal bebas dari alam sekitar yang merugikan kesehatan kita.
5. Ekonomi Finansial
Memiliki penghasilan yang cukup untuk keperluan sehari-hari dan tabungan untuk masa depan yang halal akan membuat hidup anda tenang lahir dan batin. Jika anda masih berjuang dengan kebutuhan dasar maka rubahlah pola pikir anda. Bekerja sama dengan istri, suami atau kawan anda untuk merintis sebuah usaha yang memiliki peluang serta prospek yang baik, siapa tahu bisa sukses dan membuat anda terbebas dari masalah finansial. Jangan hidup boros, dan mulailah hidup sederhana walaupun penghasilan anda besar.
6. Sosial
Hiduplah yang rukun dengan tetangga anda di lingkungan sekitar anda. Perbanyak teman dan relasi serta jauhi permusuhan dan segala sifat dan sikap buruk pada orang lain. Istilahnya seribu teman masih kurang, satu musuh kebanyakan.sudah kebanyakan. Memiliki hubungan yang baik dengan para tetangga dan saudara sangat menguntungkan bagi anda, karena mereka dapat menolong anda sewaktu-waktu anda membutuhkannya. Pemilihan teman juga sangat penting. Pilihlah teman yang baik-baik yang bisa membantu anda dan tidak akan menjerumuskan atau merugikan anda. Timbal balik pun juga penting, di mana anda harus memberikan bantuan pada orang lain yang membutuhkan pertolongan. Kehidupan sosial yang baik dan sehat dapat membuat anda rileks dan dapat mengurangi resiko terkena gangguan kejiwaan baik yang ringan maupu yang berat.
Rahasia Menjaga Kesehatan Keluarga
Selasa, 29 Juni 2010
Dasar-dasar Cara Mendidik Anak yang Baik
Dasar-dasar Cara Mendidik Anak yang Baik
Pertanyaan yang mungkin saja muncul di benak anda adalah pada usia berapa anak sudah bisa diajar membaca? Jawabannya adalah mulailah pada usia sedini mungkin. Usia 3 bulan, it's ok!
Semakin dini, semakin gampang mengajarnya.
Kemudian anda perhatikan juga sikap dan pendekatan terhadap anak. Ciptakan pendekatan yang menyenangkan karena belajar membaca adalah permainan yang sangat bagus.
Anda tidak boleh lupa bahwa :
* Belajar adalah permainan hidup yang paling menggairahkan dan belajar bukanlah bekerja.
* Belajar adalah pahala, bukan hukuman.
* Belajar adalah bersenang-senang, bukan bersusah payah.
* Belajar adalah suatu kehormatan, bukan sesuatu yang hina.
Anda harus selalu ingat akan hal ini dan jangan melakukan apapun yang bisa menghancurkan bakat alami anak untuk belajar.
Jika suasana hati anda dan anak sedang tidak enak, sakit, rewel, lelah, lapar, hentikanlah kegiatan belajar mengajar.
Anda pasti melakukan sesuatu yang salah.
Pastikan bahwa waktu yang anda gunakan untuk melakukan permainan ini sangat singkat. Ambil lima kartu dengan kategori yang sama, misalnya anggota keluarga. Tumpuk jadi satu. Anda dan anak saling berhadapan dengan jarak sekitar 15- 20 cm. Kalau masih bayi, bisa digendong oleh anggota keluarga yang lain.
Lalu mulailah acara belajar membaca. Ambil kartu yang paling belakang sambil melirik kata pada bagian belakang kartu.
Hafalkan. Dan tunjukkan pada anak dengan menaruh kartu tersebut di depan menutupi kartu yang pertama, sambil menyebut katanya. Begitu pula dengan kartu kedua dan seterusnya.
Memperlihatkan kartu hanya satu detik saja. Lho? Apakah bayi bisa menangkap sebegitu cepat? Tentu saja, Rico! Ini merupakan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Dr.Glenn Doman sejak tahun 1955. Dan lebih dari lima juta ibu di seluruh dunia telah menerapkan metode ini kepada anaknya.
Lakukan permainan membaca ini tiga kali sehari. Peluk dan cium anak anda setiap kali selesai bermain kata.
Hentikan permainan sebelum anak ingin menghentikannya. Ini merupakan cara agar anak tidak cepat bosan. Jika anda selalu mengamati keadaan ini, maka anak akan merengek untuk bermain kata lagi. Dan anda akan memupuk keinginan alami anak untuk belajar, bukan menghancurkannya.
Minat dan semangat anak dalam belajar membaca sangat tergantung kepada kecepatan materi yang ditunjukkan, jumlah materi baru, dan cara mengajar anda yang menyenangkan.
Anak-anak tidak menatap, mereka memang tidak perlu menatap langsung ke kartu. Mereka menyerap begitu saja semua informasi dengan sangat cepat, bagaikan spons menyerap air.
Lakukan permainan membaca ini secara konsisten. Program sederhana yang dilakukan secara konsisten dan menyenangkan akan lebih berhasil daripada program yang terlalu berat, membebani anda dan menyebabkan anda melakukannya sekali- sekali saja. Program yang sering dihentikan tidak akan efektif.
Untuk bisa menguasai materi dengan baik, anak anda perlu melihatnya berkali-kali. Kecintaannya terhadap aktivitas membaca diperoleh dari pengetahuan baru yang didapatkannya dan ini bisa dicapai melalui program yang dilakukan setiap hari. Anda akan melihat kegembiraan dan rasa percaya diri anak tumbuh setiap hari.
Gunakan bagian rumah yang paling sedikit terdapat benda-benda yang dapat mengalihkan perhatiannya, baik untuk penglihatan maupun pendengaran.
Pada akhir setiap permainan, katakan kepada anak anda bahwa dia sangat baik dan pintar. Katakan padanya bahwa anda sangat bangga padanya dan sangat mencintainya. Anda juga harus memeluknya dan menyatakan cinta anda kepadanya secara fisik dan demonstratif.
Sedikit mengenai abjad. Mengapa anak kita tidak dimulai dengan belajar abjad? Jawaban dari pertanyaan ini sangatlah penting.
Sudah menjadi prinsip dasar dalam bagaimana mendidik anak bahwa dalam seluruh pengajaran harus dimulai dari yang dikenal dan konkret. Dari sini, barulah berkembang ke hal-hal yang baru yang belum dikenal dan akhirnya kepada hal-hal yang abstrak.
Abjad "m", "a", "m", "a", adalah abstrak. Sedangkan kata "mama" adalah konkret.
Jika anda ingin mulai mengajar si buah hati membaca dengan lebih cepat, akan lebih mudah jika anda membeli peralatan yang siap pakai.
Dasar-dasar Cara Mendidik Anak yang Baik
Mendidik Anak Menjaga Kesehatan Di Lingkungan Sekolah
Mendidik Anak Menjaga Kesehatan Di Lingkungan Sekolah
Bagi orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah besar, pada umumnya tak perlu merasa khawatir, karena biasanya semua menu makanan biasanya sudah disiapkan pihak sekolah dan mereka bertanggung jawab pada segi kualitasnya. Namun tentu saja tak semua orang tua mampu menyekolahkan anak ditempat yang seperti itu bukan ?
Meski demikian tak perlu risau. Asalkan memperhatikan beberapa hal untuk menjaga daya tahan tubuh si kecil, tentulah kesehatannya tetap baik.
Beri bekal minuman secukupnya. Seringkali anak tergoda membeli minumanm disekolah. Terutama minuman sejenis sirup, atau minuman bersoda yang diberi zat pewarna. Warnanya yang mencolok membuat anak tergiur. Berilah ia pengertian bahwa minuman seperti itu tidak sehat dan bisa membuatnya sakit. Karena itu, siapkan bekal sebotol minuman air mineral di dalam tasnya. Bila anak suka air sirup, katakan agar ia meminumnya di rumah sepulang sekolah. Membawakannya air sirup sebaiknya dihindari untuk mencegahnya kebanyakan mengosumsi gula.
Variasi makanan sangat penting. Kadang anak merasa bosan bila menu bikinan anda bentuknya itu-itu aja. Tak heran ia memilih membeli jajan. jadi daya kreatifitas bunda di tuntut lo, yakni untukmembuat makanan-makanan unik utnuk menarik perhatiannya.
Batasi memberikan uang saku. Dengan memberikan uang saku yang berlebihan, akan mendorong anak untuk konsumtif. Mereka akan merasa memiliki kemampuan untuk? membeli apapun yang diinginkan, meskipun berbahaya bagi kesehatannya. Karena itu sebaiknya batasi uang saku, agar ia membeli hanya sesuai kebutuhannya saja.
Berikan vitamin secukupnya. Aktivitas anak yang padat seringkali membuat daya tahan tubuhnya menurun. Apalagi setelah pulang sekolah, masih harus mengikuti serangkaian kursus atau ekstrakurikuler lainnya. Karena itu sangat penting memberikan tambahan vitamin untuk memperkuat stamina tubuhnya.
Menjelaskan bahaya jajan sembarang. Anak jaman sekarang sering kali tidak bisa menerima begitu saja larangan yang diberikan orang tuanya. Karena itulah perlu memberikan penjelasan yang bisa dimengerti mereka, mengapa dilarang membeli jajanan atau makanan sembarangan. Penjelsan sederhana, sebaiknya juga di beri gambaran atau contoh kongkrit, seperti banyaknya berita TV anak mengalami diare, maka anak akan memahami dan akhirnya mau menghindarinya.
Mendidik Anak Menjaga Kesehatan Di Lingkungan Sekolah
Mendidik Anak Agar Mandiri
Mendidik Anak Agar Mandiri
Kemandirian anak harus dibina sejak dini. Beberapa hal di bawah ini perlu diperhatikan orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi mandiri.
Tumbuhkan rasa percaya diri.
Rasa percaya diri memegang peranan penting. Rasa itu dapat tumbuh jika anak diberi kepercayaan untuk melakukan hal yang mampu dia kerjakan sendiri. Misalnya, saat bayi sudah bisa memegang botol sendiri, bantu dia supaya benar-benar bisa melakukan.
Pahami risiko anak belajar.
Jangan takut rumah kotor. Itu risiko yang harus dihadapi saat anak belajar makan atau berjalan. Plastik besar yang diletakkan di bawah meja makan dapat memudahkan Anda saat akan melakukan pembersihan.
Beri kepercayaan.
Hal terbesar yang dapat menghambat rasa percaya diri pada anak adalah kekhawatiran dan ketakutan orang tua. Perasaan takut dan khawatir sering kali membuat orang tua mengerjakan pekerjaan anak yang sebenarnya bisa mereka lakukan sendiri. Jika menginginkan anak Anda mandiri maka konsekuensinya harus benar-benar memberi kepercayaan. Tentu saja, semuanya sesuai dengan ukuran usia.
Komunikasi terbuka.
Sediakan waktu untuk berkomunikasi secara terbuka. Bila anak Anda tertutup, pancing dengan pertanyaan ringan tentang kegiatannya hari itu. Jangan langsung melarang bila Anda tidak setuju dengan kegiatannya. Tanyakan dulu apa alasan si anak. Kalau buah hati bertanya tentang suatu hal, beri penjelasan yang mudah dimengerti.
Kebiasaan.
Salah satu peranan orang tua dalam kehidupan sehari-hari adalah membentuk kebiasaan. Kalau anak sudah terbiasa dimanja dan selalu dilayani, dia akan menjadi anak yang selalu tergantung kepada orang lain.
Disiplin.
Kemandirian berkaitan erat dengan disiplin. Sebelum seorang anak dapat mendisiplinkan dirinya sendiri, dia terlebih dahulu harus didisiplinkan oleh orang tuanya. Syarat utama dalam hal ini adalah pengawasan dan bimbingan yang konsisten dan konsekuen. Jika Anda bekerja, yakini betul bahwa pengasuh anak konsisten dan terampil dalam memberlakukan disiplin belajar yang Anda terapkan.
Jangan terus ‘menyuapi’.
Memberikan tambahan kursus belajar tambahan bukan cara yang tepat untuk mendidik anak. Guru les biasanya punya kecenderungan untuk terus ‘menyuapi’ muridnya. Ingatlah, disiplin belajar harus dimulai dari rumah.
Bagaimana Membimbing, Mendidik dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif
Mendidik Anak Agar Mandiri
Kemandirian anak harus dibina sejak dini. Beberapa hal di bawah ini perlu diperhatikan orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi mandiri.
Tumbuhkan rasa percaya diri.
Rasa percaya diri memegang peranan penting. Rasa itu dapat tumbuh jika anak diberi kepercayaan untuk melakukan hal yang mampu dia kerjakan sendiri. Misalnya, saat bayi sudah bisa memegang botol sendiri, bantu dia supaya benar-benar bisa melakukan.
Pahami risiko anak belajar.
Jangan takut rumah kotor. Itu risiko yang harus dihadapi saat anak belajar makan atau berjalan. Plastik besar yang diletakkan di bawah meja makan dapat memudahkan Anda saat akan melakukan pembersihan.
Beri kepercayaan.
Hal terbesar yang dapat menghambat rasa percaya diri pada anak adalah kekhawatiran dan ketakutan orang tua. Perasaan takut dan khawatir sering kali membuat orang tua mengerjakan pekerjaan anak yang sebenarnya bisa mereka lakukan sendiri. Jika menginginkan anak Anda mandiri maka konsekuensinya harus benar-benar memberi kepercayaan. Tentu saja, semuanya sesuai dengan ukuran usia.
Komunikasi terbuka.
Sediakan waktu untuk berkomunikasi secara terbuka. Bila anak Anda tertutup, pancing dengan pertanyaan ringan tentang kegiatannya hari itu. Jangan langsung melarang bila Anda tidak setuju dengan kegiatannya. Tanyakan dulu apa alasan si anak. Kalau buah hati bertanya tentang suatu hal, beri penjelasan yang mudah dimengerti.
Kebiasaan.
Salah satu peranan orang tua dalam kehidupan sehari-hari adalah membentuk kebiasaan. Kalau anak sudah terbiasa dimanja dan selalu dilayani, dia akan menjadi anak yang selalu tergantung kepada orang lain.
Disiplin.
Kemandirian berkaitan erat dengan disiplin. Sebelum seorang anak dapat mendisiplinkan dirinya sendiri, dia terlebih dahulu harus didisiplinkan oleh orang tuanya. Syarat utama dalam hal ini adalah pengawasan dan bimbingan yang konsisten dan konsekuen. Jika Anda bekerja, yakini betul bahwa pengasuh anak konsisten dan terampil dalam memberlakukan disiplin belajar yang Anda terapkan.
Jangan terus ‘menyuapi’.
Memberikan tambahan kursus belajar tambahan bukan cara yang tepat untuk mendidik anak. Guru les biasanya punya kecenderungan untuk terus ‘menyuapi’ muridnya. Ingatlah, disiplin belajar harus dimulai dari rumah.
Bagaimana Membimbing, Mendidik dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif
Mendidik Anak Agar Mandiri
Cara Mendidik Anak Supaya Menjadi Tangguh
Cara Mendidik Anak Supaya Tangguh
(Kutipan dari Seminar)
Pembicara pertama, Dra. Yuli Suliswidiawati M. Psi, menceritakan berbagai contoh kasus dampak negatif pada anak yang timbul akibat konflik ortu, baik itu konflik terbuka atau tertutup (ada ortu yg tidak terang2an berantem di depan anak, berusaha menyembunyikannya, namun si anak tetap tahu dan akhirnya depresi).
Berikut tips2 yang diberikan Bu Yuli utk suami-istri bermasalah:
- Hindari konflik terbuka (bertengkar di depan anak)
- Kembangkan kemampuan manajemen emosi (kesadaran, penerimaan, pemaafan), tdk melakukan pelampiasan emosi yg reaktif
- Kembangkan komunikasi yg efektif
- Koreksi niat berkeluarga (upayakan selalu ingat tujuan hidupĂ ridho AllahĂ ibadah)
- Bila konflik sudah terlanjur terbuka, dan anak tahu bhw orangtua mereka bermasalah, maka, langkah yg hrs dilakukan adalah; komunikasikan kepada anak sebuah alasan yg dapat menenangkan dan dapat dipahami anak; serta jelaskan pada anak bahwa apapun yg terjadi antara ortu, tdk akan mempengaruhi tugas-tanggung jawab ortu pada anak.
- Bila dampak neagatif sdh terlanjur terjadi pada anak: berkonsultasilah dg psikolog.
Pembicara kedua, Dr. Jalaluddin Rahkmat, menariknya, membahas tema yg sebaliknya: “bagaimana supaya anak bisa tetap bahagia di tengah konflik’? Kenapa saya bilang menarik, karena, sudut pandang yg dibawa Kang Jalal sangat baru buat saya. Kalau “apa dampak negatif anak yg hidup di tengah konflik” kayaknya kita semua udah tau ya... Tapi ternyata ada aliran dalam ilmu psikologi yg membahas mengapa ada org2 yg tetap berhasil meski didera konflik berkepanjangan. Namanya: psikologi positif. Misalnya... mengapa ada org macam Barack Obama, yg masa lalunya penuh ‘penderitaan’ (ditinggal mati ayah..kemudian punya ayah tiri..kemudian ibunya meninggal..kemudian mengalami diskriminasi ras di AS), ternyata mampu bertahan dan jadi presiden. Atau..contoh paling mulia adalah..betapa Nabi Muhammad berhasil bertahan di tengah semua kesulitan yg mendera di masa kecil (ayah meninggal..lalu ibu meninggal..lalu kakek meninggal..lalu harus jadi penggembala..dst).
Ciri anak tangguh (resilient children):
- Tetap bahagia saat menghadapi musibah/konflik
- mampu menyesuaikan diri dalam menghadapi musibah/konflik
- mampu melindungi diri dari akibat2 buruk yg ditimbulkan oleh musibah/konflik
- mampu menghadapi stress
- cepat sembuh dari peristiwa traumatik
Anak tangguh akan mampu berkata...
- I have people I trust and love
- I am a lovable person
- I can find ways to solve problem
Nah... Tips Terbaik mendidik anak supaya tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan hidup adalah:
- Berikan lingkungan yang protektif, minimalnya ada satu orang yg bisa menjadi sandaran anak (sehingga anak bisa berkata : I have people I trust and love)...
- Pesan: so kalau istri marah pada suami, jgn lampiaskan ke anak... beri pengertian ke anak bhw pertengkaran ortu tidak mengurangi kasih sayang ortu ke anak
- Bantu anak untuk punya pergaulan yang baik (shg kalaupun anak curhat pada org lain, dia akan curhat pada org2 yg baik)
- Bantu anak untuk mengenal dan mengeksplorasi bakatnya
- Didik anak untuk tidak menyerah
Ceritakan pada mereka kisah2 org besar yg sukses, meski mereka menjalani masa kecil yg berat, misalnya.. Rasulullah SAW (atau Obama, Rousseau, dll)
Oya, ada contoh lain yg menarik yg diceritakan kang Jalal: seorang murid SMU Muthahhari tak lulus ujian, lalu dia berkata pada ayahnya, ”Ayah, saya tak lulus ujian. Saya minta maaf... Ini kesalahan saya dan saya berjanji akan lulus dalam ujian tahun depan...”
Mendengar kata2 anaknya, si ayah alih-alih marah, malah merasa bangga dan berkata, “Kamu memang tak lulus ujian, tapi kamu lulus dalam ujian kehidupan.”
Nah.. kemampuan anak ketika menyikapi kegagalanya itulah salah satu contoh anak yg tangguh... dia tidak tenggelam dalam kefrustasian dan penyesalan berkepanjangan, melainkan langsung bangkit dan berusaha untuk menebus kegagalan itu.
Cara Mendidik Anak Supaya Menjadi Tangguh
Cara Mendidik Anak Supaya Menjadi Tangguh
Senin, 28 Juni 2010
Jika Anda dan Suami Berbeda Gaya Mendidik Anak
Jika Anda dan Suami Berbeda Gaya Mendidik Anak
KOMPAS.com - Adalah hal yang sangat umum terjadi jika sepasang orangtua memiliki gaya mendidik anak yang berbeda. Misal, salah seorang dari orangtua memiliki sifat otoriter dan yang satunya lagi tipe santai. Jika tak segera disinkronisasi, anak-anak dan pernikahan Anda bisa menderita. Apa yang harus dilakukan?
Ketika gaya mendidik Anda berbeda dari pasangan, bisa terjadi ketegangan tinggi di antara Anda dan pasangan. Misal, Anda yang tak setuju dengan suami yang selalu memberikan "ancaman kosong" atau gertakan jika si kecil tidak mau diatur. Contoh, saat si kecil tidak mau diatur di supermarket, dan si suami mengancam tidak akan mengajak si kecil ke Dufan liburan nanti. Padahal, hal itu cuma gertakan kosong, dan pada saat liburan pun, si kecil tetap dibawa meski ia sempat nakal di supermarket. Sementara Anda, lebih percaya kepada kesepakatan yang realistis dan tak bisa membayangkan harus menghardik atau mengancam anak di tengah-tengah ruang publik.
Barbara Frazier, MSW, pekerja sosial dan terapis di Gaineville, Florida mengatakan, "Banyak pasangan yang berbeda dalam cara merawat dan mengasuh anak. Dan hal ini lama kelamaan akan menjadi masalah. Ini adalah hal yang wajar, namun yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perbedaannya."
Jika Anda dan Suami Berbeda Gaya Mendidik Anak
Tiga Tipe Orangtua
Para konselor keluarga membagi tipe orangtua dalam 3 kategori;
otoriter (tipe yang sangat mengutamakan kepatuhan anak),
permisif (tipe yang hanya memberikan sedikit panduan untuk si anak karena takut membuat si anak merasa takut atau marah), dan
otoritatif (yang mampu menyeimbangkan atau mencampur nada bersahabat dengan membatasi setting yang konsisten).
Dalam dunia yang ideal, kedua orangtua memiliki gaya otoritatif, karena hal tersebut adalah gambaran ideal hubungan yang sehat. Apa yang membuat perbedaan dalam tipe orangtua menjadi sulit adalah karena hal tersebut terbentuk dari hal-hal di bawah alam sadar. Beberapa studi mengatakan, kita membentuk pandangan mengenai bagaimana cara mendidik dan membesarkan anak berdasarkan pengalaman mereka. Misal, ada yang tak setuju dengan bagaimana cara mereka dididik oleh orangtuanya dulu, hingga, saat memiliki anak, mereka berjanji pada diri sendiri tak akan mendidik anaknya dengan cara tersebut. Tapi ada pula yang sebaliknya, yang merasa setuju dengan cara orangtua mendidik dirinya, lalu ia melakukan hal yang sama.
Menurut Barbara, "Perbedaan dalam cara mendidik dan mengasuh anak bisa jadi hal yang bagus, asalkan tak terlalu jauh berbeda. Hal ini memberikan si anak cara pandang yang lebih luas mengenai nilai para orangtua dan kesempatan untuk memiliki hubungan spesifik dan spesial dengan masing-masing orangtua. Asalkan kedua orangtua masih bisa bersatu dan sepakat akan hal-hal lain, ini bisa jadi hal yang menyehatkan."
Menjembatani Perbedaan Tipe Orangtua
Apa yang bisa pasangan dengan masalah dalam perbedaan tipe orangtua lakukan untuk membantu anak-anaknya tetap terjaga? Frazier mengatakan, orangtua bisa mencoba mencari jawaban ke konseling. Terapis profesional bisa membantu kedua orangtua mengerti bahwa pengalaman mereka di masa kecil bisa memengaruhi cara mereka mengasuh dan menghadapi anak mereka, juga bagaimana menghadapi perbedaan pendapat dalam cara yang sehat.
Yang lebih penting lagi, jangan pernah membawa anak dalam perdebatan dengan pasangan. Apalagi menyuruh anak memilih salah satu sisi, atau bertengkar di depan mereka, karena hal tersebut berpotensi merusak pertumbuhan mental anak. Jika memang ada yang ingin diperdebatkan, coba lakukan hal tersebut di lain kesempatan, tidak di depan anak.
KOMPAS.com - Adalah hal yang sangat umum terjadi jika sepasang orangtua memiliki gaya mendidik anak yang berbeda. Misal, salah seorang dari orangtua memiliki sifat otoriter dan yang satunya lagi tipe santai. Jika tak segera disinkronisasi, anak-anak dan pernikahan Anda bisa menderita. Apa yang harus dilakukan?
Ketika gaya mendidik Anda berbeda dari pasangan, bisa terjadi ketegangan tinggi di antara Anda dan pasangan. Misal, Anda yang tak setuju dengan suami yang selalu memberikan "ancaman kosong" atau gertakan jika si kecil tidak mau diatur. Contoh, saat si kecil tidak mau diatur di supermarket, dan si suami mengancam tidak akan mengajak si kecil ke Dufan liburan nanti. Padahal, hal itu cuma gertakan kosong, dan pada saat liburan pun, si kecil tetap dibawa meski ia sempat nakal di supermarket. Sementara Anda, lebih percaya kepada kesepakatan yang realistis dan tak bisa membayangkan harus menghardik atau mengancam anak di tengah-tengah ruang publik.
Barbara Frazier, MSW, pekerja sosial dan terapis di Gaineville, Florida mengatakan, "Banyak pasangan yang berbeda dalam cara merawat dan mengasuh anak. Dan hal ini lama kelamaan akan menjadi masalah. Ini adalah hal yang wajar, namun yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perbedaannya."
Jika Anda dan Suami Berbeda Gaya Mendidik Anak
Tiga Tipe Orangtua
Para konselor keluarga membagi tipe orangtua dalam 3 kategori;
otoriter (tipe yang sangat mengutamakan kepatuhan anak),
permisif (tipe yang hanya memberikan sedikit panduan untuk si anak karena takut membuat si anak merasa takut atau marah), dan
otoritatif (yang mampu menyeimbangkan atau mencampur nada bersahabat dengan membatasi setting yang konsisten).
Dalam dunia yang ideal, kedua orangtua memiliki gaya otoritatif, karena hal tersebut adalah gambaran ideal hubungan yang sehat. Apa yang membuat perbedaan dalam tipe orangtua menjadi sulit adalah karena hal tersebut terbentuk dari hal-hal di bawah alam sadar. Beberapa studi mengatakan, kita membentuk pandangan mengenai bagaimana cara mendidik dan membesarkan anak berdasarkan pengalaman mereka. Misal, ada yang tak setuju dengan bagaimana cara mereka dididik oleh orangtuanya dulu, hingga, saat memiliki anak, mereka berjanji pada diri sendiri tak akan mendidik anaknya dengan cara tersebut. Tapi ada pula yang sebaliknya, yang merasa setuju dengan cara orangtua mendidik dirinya, lalu ia melakukan hal yang sama.
Menurut Barbara, "Perbedaan dalam cara mendidik dan mengasuh anak bisa jadi hal yang bagus, asalkan tak terlalu jauh berbeda. Hal ini memberikan si anak cara pandang yang lebih luas mengenai nilai para orangtua dan kesempatan untuk memiliki hubungan spesifik dan spesial dengan masing-masing orangtua. Asalkan kedua orangtua masih bisa bersatu dan sepakat akan hal-hal lain, ini bisa jadi hal yang menyehatkan."
Menjembatani Perbedaan Tipe Orangtua
Apa yang bisa pasangan dengan masalah dalam perbedaan tipe orangtua lakukan untuk membantu anak-anaknya tetap terjaga? Frazier mengatakan, orangtua bisa mencoba mencari jawaban ke konseling. Terapis profesional bisa membantu kedua orangtua mengerti bahwa pengalaman mereka di masa kecil bisa memengaruhi cara mereka mengasuh dan menghadapi anak mereka, juga bagaimana menghadapi perbedaan pendapat dalam cara yang sehat.
Yang lebih penting lagi, jangan pernah membawa anak dalam perdebatan dengan pasangan. Apalagi menyuruh anak memilih salah satu sisi, atau bertengkar di depan mereka, karena hal tersebut berpotensi merusak pertumbuhan mental anak. Jika memang ada yang ingin diperdebatkan, coba lakukan hal tersebut di lain kesempatan, tidak di depan anak.
Jika Anda dan Suami Berbeda Gaya Mendidik Anak
Peran Wanita Berkeluarga dalam Pendidikan Anak
PERKAWINAN adalah "sekolah yang tidak pernah tamat". Salah satu yang terus menerus diurus dan dipelajari dalam kehidupan berumah tangga adalah bagaimana menyesuaikan diri satu sama lain, agar memperkecil adanya goncangan-goncangan dalam rumah tangga akibat dari tidak adanya kecocokan dalam proses menyesuaikan diri.
Tujuan utama perkawinan adalah mempunyai keturunan yang nantinya diharapkan bisa menjadi penerus generasi. Untuk menghasilkan keturunan yang berkarakter luhur dan sehat, wanita harus ampu membantu suaminya lebih dahulu tetap sehat secara jasmani dan rohani karena hal ini akan berpengaruh terhadap proses pembuahan dalam rahim sang ibu. Jika suami tidak sehat jasmani maupun rohani, maka hasil pembuahan akan dipenuhi bibit-bibit yang tidak baik. Proses yang didasarkan dengan cinta kasih akan menghasilkan keturunan yang tahu cinta kasih dan akan bisa membalas cinta kasih itu. Pun proses yang didasarkan kesehatan jasmani yang sehat akan melahirkan keturunan sehat.
Kewajiban Ibu Peran Wanita dalam Pendidikan Keluarga
Merawat dan mendidik anak adalah kewajiban yang paling penting bagi seorang ibu. Sebaliknya, anak akan menjadi cerminan dari proses pendidikan yang dihasilkan seorang ibu. Baik pendidikan itu, akan baik pula sang anak. Jika saja di dunia ini penuh dengan manusia yang baik dari proses pendidikan anak oleh ibu yang baik, maka kehidupan akan damai, tidak akan ada kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, huru-hara dan lain sebagainya.
Dalam proses pendidikan anak yang benar, sepatutnyalah seorang ibu melakukan pola pendidikan yang mempertumbuhkan bidang jasmani, rohani dan mental. Ketiga unsur ini harus dikembangkan secara seimbang. Pendidikan rohani harus dikembangkan sejak dini. pendidikan anak sebelum lahir yang lebih dikenal dengan istilah "Prenatal Education" malah yang paling utama, karena proses sejak dini itu dapat menentukan watak dari manusia yang akan lahir.
Pada proses pendidikan anak sebelum lahir semisal saat kandungan mencapai tujuh bulan dibuat upacara megedong-gedongan atau nujuh bulanin. Saat hamil sang ibu harus rajin sembahyang, bertingkah laku sopan hingga bertutur kata santun. Sejak dari dalam kandungan anak sudah dibekali pendidikan rohani, namun sampai lahir pun ajaran rohani tetap diteruskan melalui pengetahuan tentang agama, etika dan lainnya.
Pendidikan anak dalam bidang rohani memang harus didapatkan dalam keluarga khususnya dari ibu. Sebab, ikatan lahir batin yang paling kuat yang dimiliki oleh anak adalah dengan ibunya. Selama sembilan bulan sepuluh hari dalam kandungan, maka interaksi sosial anak lebih banyak dengan ibunya. Bahkan setelah lahir interaksi itu makin keras. Maka, sepatutnyalah seorang ibu menjadi panutan yang baik bagi anak-anaknya. Ibarat kertas putih, anak yang baru lahir mau dijadikan apapun adalah hak dari ibu. Di tangan ibulah proses pendidikan anak akan berjalan.
Pendidikan anak yang kedua dan tak kalah pentingnya adalah pendidikan anak dalam bidang jasmani. Seorang ibu harus cermat memberikan pendidikan jasmani bagi anaknya untuk meningkatkan kesehatan, guna memajukan perkembangan mental yang kuat dan karakter yang baik. Tanpa kesehatan, orang tak akan bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan rutinnya. Untuk mendapatkan badan yang sehat, ibulah yang berperan menyediakan makanan yang bergizi dan seimbang. Setidaknya, pantaslah seorang ibu mesti pandai memasak makanan yang lezat dan menyehatkan. Selain itu, perlu juga diajarkan olah raga untuk menjaga kesehatan jasmani anak.
Kreatif Inovatif dalam Pendidikan Keluarga
Pendidikan anak yang tak kalah pentingnya adalah pendidikan mental. Karena, penentuan karakter dari anak itu sendiri bisa melalui bacaan-bacaan tentang pengetahuan budi pekerti, etika agama, dll. Seorang ibu harus kreatif dan inovatif dalam mendidik anak agar menghasilkan anak yang berkarakter baik.
Berat sekali memang peran ibu dalam pendidikan keluarga jika diteropong dengan sistem pendidikan yang benar. Namun kenyataannya, sering kali dirasakan penghargaan kepada ibu tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan. "Itu sudah kewajiban ibu", itu yang sering terdengar. Artinya, itu sebagai pembenar bahwa dalam proses memang ibulah yang harus berkewajiban melakukannya.
Kewajiban yang berganda-ganda bahkan juga tidak bisa diukur waktu, dari matahari belum terbit sampai terbenam, dengan tulus dilakukan oleh ibu demi kebahagiaan rumah tangganya.
- Kewajiban pertama, seorang ibu adalah menolong suami sebagai pendamping dalam rumah tangga. Lalu, ibu juga berperan sebagai pembantu mengatur urusan-urusan rumah dari membersihkan rumah agar suami betah diam di rumah, mengatur makanan yang menyehatkan, menyiapkan pakaian dan lain sebagainya.
- Kewajiban kedua meneruskan keturunan,
- Kewajiban ketiga mendidik anak.
Minggu, 27 Juni 2010
Uraian Cara Mendidik Yang Efektif
Uraian Cara Mendidik Yang Efektif
Setelah kita bahas tentang kunci-kunci keberhasilan dalam cara mendidik yang efektif, maka berikutnya kita akan menguraikan tentang cara-cara mendidik yang efektif.
Setelah kita bahas tentang kunci-kunci keberhasilan dalam cara mendidik yang efektif, maka berikutnya kita akan menguraikan tentang cara-cara mendidik yang efektif.
A. Mendidik Melalui Buku
1. Cara Memupuk Minat Baca
1. Memperkenalkan anak pada buku – buku bergambar dan penuh warna.
2. Menceritakan isi buku tersebut.
3. Menyimpan buku- buku tersebut di tempat yang mudah diraih anak.
Puncak kemampuan anak untuk menyerap informasi berada pada puncaknya ketika anak berusia 2-3 tahun. Lebih mudah mengajar anak usia 3 tahun daripada anak 4 tahun. Lebih mudah anak 4 tahun daripada 5 tahun dan seterusnya.
Selain membaca anak usia dinipun bisa diajarkan menulis. Namun tetap didasarkan pada pemahaman bahwa belajar merupakan suatu proses bukan pemaksaan. Alasannya, untuk belajar menulis perlu penguasaan dan pengembangan motorik halus.
Untuk itu kita bisa mulai menstimulasi anak dengan cara : bermain air, bermain tanah liat, stempel dengan menggunakan jari, bermain plastisin, dan semua kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik anak. Yang penting Seluruh kegiatan perlu diperhatikan unsur kesiapan anak, unsur bermain, dan unsur kesenangan. Supaya anak tidak mudah bosan, kita perlu mencari tahu apa yang menarik bagi anak. Kita juga perlu menyadari bahwa anak mempunyai keterbatasan konsentrasi. Semakin muda usianya semakin sedikit pula daya konsentrasi anak.
Buku – buku yang menarik bagi anak adalah :
• Ilustrasinya menarik
• Kata – kata atau teks yang besar – besar dalam bahasa yang baik
• Berwarna
Cara membacakan cerita / mendongeng :
- Membacakan cerita / mendongeng dalam suasana hati yang baik
- Melakukan kegiatan tersebut dengan penuh rasa pengabdian pada anak
- Melakukan dengan ekspresif
- Ucapkanlah kata – kata dengan jelas
- Ajukanlah pertanyaan kepada anak-anak dengan spontan.
- Merahasiakan jalan cerita
Mendongeng merupakan kegiatan positif yang banyak manfaatmya, maka jadikanlah kegiatan itu sebagai sarana untuk mengantarkan anak-anak ke gerbang kesuksesan dengan kenangan indah dari masa kecilnya.
B .Mengasah sikap kritis dan kreatif
Cara - cara untuk mengembangkan sikap kritis dan kreatif anak, antara lain :
1. Memberikan anak kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Agar ia dapat mengembangkan segenap potensinya untuk berfikir dari hari ke hari dan semakin terampil mengelola pikirannya.
2. Memberikan keleluasaan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa.
3. Memberikan informasi sebanyak mungkin kepada anak.
4. Memperkenalkan anak kepada teknik mengemudikan otak.
Mengemudikan otak bisa diibaratkan dengan mengemudikan sebuah mobil. Dimana disitu kita mengenal pedal gas, rem ,kopling dan lain- lain. Dari situ kita bisa mengajarkan anak untuk mengoperasikan perangkat perangkat tersebut secara bijaksana, sesuai dengan kebutuhannya.
Contoh kegiatan yang dapat mengasah keterampilan berfikir anak yaitu : membuat perangkat susun cerita dari potongan – potongan gambar seperti ini.
Alat peraga : *Beberapa potongan gambar / foto
* Judul gambar
C . Bermain sambil belajar
Bermain adalah haL yang paling disukai oleh anak. Namun dalam bermain itu ada 5 aspek penting yang perlu diperhatikan dalam memilih mainan anak, yaitu:
1. Fisik motorik
2. Kognitif atau kecerdasan
3. Afektif atau emosionalquotient (EQ)
4. Sosial
5. Spiritual (SQ)
Aspek fisik dapat kita beri nutrisi yang baik dari makanan – makanan yang bergizi. Lalu setelah itu kita dapat mengoptimalkan potensi anak salah satunya dengan memberikan mainan yang tepat. Dalam hal ini orang tua perlu mengawasi dengan cara ikut terlibat dalam permainan anak. Mis : bermain petak umpet. Dalam permainan ini anak dituntut untuk berfikir bagaimana ia mencari persembunyian yang aman agar tidak cepat ketahuan (kognitif). Setelah itu anak juga belajar untuk menerima kekalahan ketika ia harus bergiliran jaga (afektif).
Aspek sosial juga terdapat di dalam permainan ini.Dengan keterlibatan semua anggota keluarga tentu saja akan mengakrabkan hubungan kekeluargaan. Secara spiritual anak diajarkan tentang kejujuran dalam bermain, yaitu tidak boleh curang. Dan untuk masalah fisiknya, disini anak dilatih untuk bergerak cepat ketika ia harus bersembunyi, dengan cara berlari, melatih kelenturan tubuh ketika ia bersembunyi di tempat yang sempit dan lain sebagainya.
Contoh mainan mainan yang bermanfaat ,ialah : permainan permainan dalam lomba tujuh belasan, bekel, lego, dll.
Kepuasan dalam bermain dapat memupuk rasa percaya diri anak. Bermain juga mampu memancing kreatifitas dan imajinasi anak. Jadi tidak perlu takut anak tidak menjadi pintar karena banyak bermain akan tetapi ternyata banyak manfaat positif yang akan kita dapatkan dengan bermain. Tinggal bagaimana kreatifitas kita dalam memilihkan mainan dan mengarahkannya sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
D. Mengenal dan mendidik anak berbakat
Sepintas anak berbakat dengan anak hiperaktif memang mirip. Yaitu lincah,aktif, tak sabaran dan gemar bertanya/ namun ada perbedaan diantara keduanya.
Anak Hiperaktif Anak Berbakat
* lincah tapi tdk terarah
* lincah terarah / dinamis
* Tidak dapat berkonsenterasi
* penuh konsenterasi
* gemar bertanya tapi,tidak
* selalu menuntut jawaban yang rasional
* peduli akan jawaban
*aktivitasnya tidak mempunyai tujuan
*aktivitasnya selalu mempunya tujuan yang jelas
Anak berbakat sangat memerlukan pengarahan yang benar secara berkesinambungan, karena kebutuhan, minat, dan perilaku anak akan berubah- ubah seiring dengan waktu. Semakin banyak kesempatan yang diberikan,ia akan semakin berkembang. Ciri-ciri anak berbakat ;kreatif,imajinatif,jangkauan pemikiran ke masa depan, dan selalu mencari dan mempelajari sesuatu yang baru. Mereka rata-rata pandai di semua bidang study dengan IQ minimal 130 dan CQ (creative quotient) 250.
Berbakat tidaknya seorang anak terkait dengan spesialisasi kerja belahan otak kiri, kanan, muka dan belakang.Fungsi otak kiri :untuk berfikir rasional, analitis, berurutan,linear dan saintifik(belajar membaca, aspek berhitung).Fungsi otak kanan: berfikir holistik, spasial, metaporik,dan lebih banyak menyerap konsep matematik, sintesit, mengetahui sesuatu secara intuitif dan elaborasi. Pada anak berbakat kinerja keempat belahan otak bekerja sama baiknya. Dan apabila lingkungannya menunjang dan mendapatkan bimbingan yang memadai anak seperti ini akan sangat berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarga dan masyaarakat sekitarnya.
Namun apabila kebutuhan mereka tidak terpenuhi maka tingkah lakunya bisa menjurus ke hal – hal yang negatif. Suatu penelitian di Inggris menunjukkan bahwa 70% narapidana memiliki IQ rata – rata 135 ke atas, sementara IQ rata – rata orang normal hanya sekitar 90. Kesimpulannya para napi ini tidak terpenuhi kebutuhan psikologisnya pada masa kanak – kanak mereka.
Namun apabila kebutuhan mereka tidak terpenuhi maka tingkah lakunya bisa menjurus ke hal – hal yang negatif. Suatu penelitian di Inggris menunjukkan bahwa 70% narapidana memiliki IQ rata – rata 135 ke atas, sementara IQ rata – rata orang normal hanya sekitar 90. Kesimpulannya para napi ini tidak terpenuhi kebutuhan psikologisnya pada masa kanak – kanak mereka.
Pengajaran pada anak berbakat sangat dianjurkan menggunakan kurikulum berdiferensi yang dirancang khusus . tapi tidak menyimpang dari yang telah ditetapkan pemerintah. Misalnya dalam pelajaran sain, selain teori, sisa waktu sebaiknya digunakan untuk membuat kliping yang membutuhkan gambar ,penelitian ,pencarian di ensiklopedia, wawancara dll. Semua pelajaran dibuat menarik melalui proses “Learning by doing” atau “ Learning by playing”,agar anak tidak cepat bosan. Dengan ini mereka akan terlatih memilih alternatif tertentu dalam menghadapi masalah. Ia juga akan berfikir secara hipotesis, bisa meramalkan dan mengantisipasi apa yang belum dan akan terjadi berdasarkan fakta. Anak juga harus dilatih berani bertanya serta sering diminta untuk menceritakan pengalamannya di depan kelas tanpa rasa malu.
Untuk melakukan metode tersebut seharusnya guru aktif, kreatif serta mempunyai wawasan yang luas, yang dapat diperkaya dengan membaca, ikut seminar dll. Sehingga pengetahuannya tidak kalah dengan murid. Dan apabila tidak tahu jangan sampai kita pura – pura tahu, lebih baik jawabannya dijanjikan untuk dicarikan terlebih dahulu.
Anak merupakan sumber alam yang paling berharga, oleh sebab itu mereka butuh dihargai,diakui dan dihormati agar ia memiliki harga diri yang tinggi, cakap, dan mandiri dan termotivasi untuk maju.
Uraian Cara Mendidik Yang Efektif
Uraian Cara Mendidik Yang Efektif
Langganan:
Postingan (Atom)